Tradisi Unik 17 Agustus-an, Ini 10 Hal Menarik Sambut Kemeriahan, Nomor 9 Kebiasaan Jabar

- 4 Agustus 2022, 14:40 WIB
Semarak 17 Agustus sudah terasa, tradisi warga jabar untuk menyemarakan perayaan agustusan adalah mengarak Jampana. dok. herdiana_10
Semarak 17 Agustus sudah terasa, tradisi warga jabar untuk menyemarakan perayaan agustusan adalah mengarak Jampana. dok. herdiana_10 /


DESKJABAR - Semarak 17 Agustus sudah terasa jauh hari sebelumnya.

Bahkan semarak 17 Agustus bisa dirasakan sebelum masuk ke bulan Agustus.

Meski di awal awal masuk bulan Agustus, nuansa 17 Agustus terasa lebih kental.

Nuansa itu muncul dengan ditandai pernak pernik seperti penjual bendera di setiap sudut jalan, pemasang tiang dan bendera di setiap pekarangan rumah.

Baca Juga: Persib Kebobolan 5 Gol di Dua Laga, Nick Kuipers: Duet dengan Rachmat Irianto tak Bermasalah, Sebabnya Ini

Bahkan pengecetan gerbang hingga rumah dan pagar serta pemasangan pernak pernik lainnya.

Membuat beragam dekorasi, miniatur yang menghiasi setiap wilayah atau kampung dan tempat tinggal atau setiap sudut gang.

Pernak pernik serta atribut 17-an jauh hari sebelumnya terlihat semarak.

Pernak pernik atau atribut 17-anpun bukan hanya dipasang untuk menghiasi kampung akan tetapi persiapan guna melakukan pawai.

Pawai 17-an dilakukan saat usai upacara 17 Agustus dan digelar menyusuri jalan raya atau keliling kampung.

Ini beberapa cara masyarakat merayakan 17-an dengan mengarak jampana atau pawai hingga lomba lomba serta kegiatan lainnya.

Baca Juga: 10 Hewan Berbahaya di Dunia, Nyamuk Berukuran Kecil Namuni Mematikan

1. Tadisi Pacu Kude, Aceh

Tradisi Pacu Kude adalah tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Aceh yaitu merupakan permainan rakyat yang sudah ada pada masa kolonial Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1956, permainan ini secara resmi diambil alih pemerintah setempat.

Pacu Kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan.

Kuda yang digunakan untuk acara ini juga merupakan kuda hasil persilangan antara kuda Australia dan kuda Gayo.

Kuda yang diikut sertakan dalam pacuan ini berasal dari enam daerah yakni Aceh Tengah yang merupakan tuan rumah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Besar, dan Sumatera Barat.

Baca Juga: Pengalaman Mistis Pemain Film PENGABDI SETAN 2, Teror Pintu Apartemen Hingga Bayi Merangkak di Dinding

2. Lomba Dayung, Banjarmasin

Di Pulau Kalimantan, tepatnya Banjarmasin, ada sebuah perlombaan menarik perhatian banyak orang.

Lomba itu adalah lomba Dayung Perahu Naga yang rutin dilakukan setiap tahun di Sungai Martapura.

Acara ini bukanlah hal yang baru tapi sudah dilakukan sejak 1924. Selain dijadikan hiburan jugamenyambut ulang tahun kemerdekaan.

Akan tetapi menjadi sarana untuk mencari bibit-bibit pendayung andal.

3. Obor Estafet, Semarang

Tradisi yang tidak kalah unik dan meriah adalah masyarakat melakukan lari obor estafet.

Kegiatan ini dilakukan warga Semarang, tepatnya Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: PROFIL dan Biodata Tara Basro, Pemain Utama Film Pengabdi Setan 2 Communion, Agama, Profesi hingga Akun IG

4. Lomba Sampan Layar, Batam

Batam memiliki permainan tradisional dan menjadi tradisi tahunan dalam rangka perayaan ulang tahun kemerdekaan, yakni lomba sampan layar.

Acara ini terus diselenggarakan setiap tahunnya sejak tahun 1965.

5. Telok Abang, Palembang

Jelang 17- di bulan Agustus Palembang banyak ditemukan penjual Telok Abang di sepanjang jalan.

Mainan ini adalah mainan khas bulan Agustus yang selalu diburu oleh masyarakat.

Mainan gabus yang dibentuk menjadi kapal laut, pesawat terbang, atau kereta sudah lekat dan sudah menjadi bagian dari tradisi perayaan HUT RI.

6. Barikan, Malang

Barikan adalah sebuah tradisi yang dilakukan warga Malang setiap tanggal 16 Agustus malam.

Acara ini merupakan syukuran di setiap kampung atau lingkungan, biasanya akan ada acara doa bersama, renungan kemerdekaan dan menyanyikan lagu kebangsaan juga makan bersama.

7. Sepakbola Durian, Kebumen

Agustus identik dengan beragam perlombaan unik di masyarakat.

Mulai dari lomba makan kerupuk hingga lomba ekstrim yang diadakan masyarakat Kebumen, Jawa Tengah.

Mereka rutin mengadakan lomba sepakbola, namun uniknya bola diganti dengan durian.

Karena cukup ekstrim, perlombaan ini biasanya hanya diikuti oleh orang tertentu, misalnya anggota laskar Densus 99 dan anggota forum spiritual.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Dokter Forensik Sumy Hastry, Pernah 'Salah' di Kasus Ini, 'Ternyata Satu Jenazah'

8. Tirakatan, Jawa

Tirakatan adalah tradisi wajib yang biasa dilakukan setiap tanggal 16 Agustus malam.

Acara ini biasanya dihadiri para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat.

Susunan acaranya meliputi pembacaan sajak atau mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama kemudian dilanjutkan dengan makan bersama satu kampung.

Biasanya, dalam acara ini juga akan ada penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya.

Baca Juga: 7 Jajanan Kuliner Pinggiran Legendaris di Bogor dengan Citarasa Lezat Luar Biasa, Pastinya Ketagihan

9. Pawai Jampana, Bandung

Menyambut HUT RI, masyarakat Kota Kembang Bandung selali mengadakan pawai yang disebut Pawai Jampana.

Pawai Jampana ditandai tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, hasil kerajinan masyarakat serta berbagai macam makanan.

Tandu tersebut akan dibawa empat orang. Hasil bumi yang ada dalam tandu kemudian diperebutkan para peserta pawai dan warga yang ikut menyaksikan pawai.

Hingga setiap makanan yang ada pada tandu akan disantap bersama-sama.

10. Peresean, Lombok

Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI, Lombok menggelar lomba Peresean yang menghadirkan pepadu-pepadu (jagoan) terkenal untuk adu ketangkasan.

Peresean merupakan kesenian tradisional masyarakat Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Tradisi ini mempertemukan pepadu dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan dan saling serang dengan bersenjatakan rotan dan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Meskipun termasuk dalam kesenian tradisional yang ekstrim, Peresean memiliki pesan moral yang bukan hanya sekadar adu ketangkasan.

Acara ini mengandung makna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki yang diuji melalui permainan ini.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah