DESKJABAR - Sya'ban adalah salah satu bulan yang dimuliakan. Di dalamnya ada pertengahan bulan yang disebut Nisfu Sya'ban.
Nisfu Sya'ban ini yang sering dimaknai secara salah kaprah.
Melakukan amalan - amalan yang dikhususkan untuk mengisi Nisfu Sya'ban adalah salah satu contoh salah kaprah itu.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, hadits - hadits seputar pertengahan Sya'ban ditemukan satu yang kualitasnya shahih.
"Satu kualitasnya dhaif, selebihnya umumnya palsu," tegas Ustadz Adi Hidayat.
Ia mengambil contoh hadits yang palsu seputar Nisfu Sya'ban.
Baca Juga: Selain Semua Hajat Terkabul, Ini Keutamaan Lain di Malam Nisfu Sya’ban, Kata Ustadz Abdul Somad
Bisa ditemukan di kitab Ibnu Majah Sunan Ibnu Majah jilid pertama, halaman 421. Atau di Sunan Al Baihaqi jilid ketiga halaman 387. Riwayat ini disampaikan oleh seorang bernama Ibnu Abi Sorbah.
Bunyinya, "Jika telah tiba malam pertengahan bulan Syaban atau di hari pertengahan Syaban maka hidupkan malamnya dengan banyak menunaikan sholat dan siangnya lakukan dengan puasa. Maka siapapun yang bermohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuni orang yang mohon ampunan itu."