Saat itu si pemancing bergegas membereskan joran, hingga ikan hasil mancingnya pun ditinggal begitu saja. "Ikan yang ditinggalkannya itu ditemuka oleh warga lain keesokan harinya, saat melintas mencari kayu bakar di lokasi danau," tutur warga yang sama.
Ceritera mistis itu tak lepas dari kecintaan masyarakat Cibuniasih kepada sosok sang Jendral Ahmad Yani. Saat sang Jendral meresmikan Danau Galuh Taruna, ia melintas jalan desa. Dan kini jalan yang dilalui itu diberi nama Jalan Jendral Ahmad Yani.
Baca Juga: KODE REDEEM FF 7 Desember 2021, Kode Redeem FF Bundle, Kode Redeem FF Emote, Kode Redeem FF Permanen
Jalan tersebut merupakan akses menuju Danau Galuh Taruna sejauh 1 km dari lapangan Cibuniasih, yang dijadikan tempat mendaratnya helikopter yang ditumpangi rombongan Jendral Ahmad Yani saat meresmikan danau tersebut.
"Warga antusias menyambut kedatangan pak Jendral Ahmad Yani kala itu," ungkap tokoh masyarakat Cibuniasih, Entar Tarmudin (71).
Entar Tarmudin menuturkan, usia Danau Galuh Taruna sudah 59 tahun sejak diresmikannya oleh Jendral Ahmad Yani.
Dan kini kondisinya sudah terjadi sedimentasi sangat tebal. Kondisi air Danau tersebut kian dangkal. Untuk melakukan pengerukan, normalisasi kembali, sebelumnya masyarakat melakukan upacara ritual.
Hal ini bertujuan mohon pamit atau minta izin kepada sang penunggu, si Kumpay. Lazimnya pesugihan, dalam acara itu disiapkan sesaji yang sederhana seperti dawegan (kelapa muda), air kopi pahit, serutu, kue-kue serta jenis wewangian, halnya kemenyan dan lain sebagainya.
Sebelum kegiatan pengerukan dilakukan, masyarakat dari kampung terdekat sudah berkumpul dan menunggu komando untuk "ngagogo" (mengambil ikan dengan tangan kosong).
Saat komando sudah dimulai, masyarakatpun tanpa sungkan terjun ke Danau Taruna Galuh. Mereka terlihat bersuka ria dengan harapan bisa mendapatkan ikan besar. Meski harus berkotor-kotoran dengan lumpur yang nempel di sekujur tubuh.