Din Syamsuddin mengatakan bahwa sesungguhnya kata radikal itu memiliki arti yang positif.
“Karena radikal itu bisa punya arti positif, radix itu akal, beragama harus radikal, artinya berpegang pada akar agama,” ujarnya.
“Dalam bernegara harus radikal, berpegang pada dasar Negara, Cuma sekara ada distorsi ya, dipakai dalam makna pejorative (perubahan makna menjadi lebih rendah),” sambungnya.
Baca Juga: Banjir di Karawang, Simak Solusi Rinci Plh Bupati yang Melibatkan Sejumlah Pemda
Dalam kesempatan tersebut, Din Syamsuddin juga menyebutkan bahwa tuduhan ini bukan merupakan hal yang baru karena tuduhan radikalisme itu sudah lama diarahkan pada dirinya.
Din Syamsuddin menyampaikan, bahwa patut diduga pihak yang menudingnya radikal itu merupakan pihak yang sama dengan orang memasang spanduk di kampus ITB, untuk memecat dirinya dari keanggotaan Majelis Wali Amanat (MWA) karena tuduhan radikal.
Tak hanya itu Din Syamsuddin juga menjelaskan bahwa dirinya menjadi anggota MWA melalui undangan yang didapatkan sebagai wakil dari masyarakat kemudian dipilih bersama dengan beberapa calon anggota pilihan lainnya.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Astagfirullah, 45 Orang Tewas Akibat Longsor Tenjolaya, Diantaranya 12 Anak-Anak
Dirinya menduga memang sejak awal ia masuk ke MWA, bahwa sudah ada pertarungan ideologis yang ia rasakan.
Din memaparkan, jika pertarungan ideologis masih tetap berlangsung hingga saat ini, maka hal tersebut akan menjadi malapetaka bagi bangsa.