DESKJABAR - Proses mediasi pihak yang bersengketa pada kasus Sekolah Alam Gaharu Baleendah akan berlangsung pada Senin, 7 November 2022 di Polresta Bandung.
Hal itu disampaikan oleh Kapolresta Bandung, Kombes (Pol) Kusworo Wibowo SH, SIK, MH menanggapi perihal diduga penggembokan Sekolah Alam Gaharu di Baleendah.
Penggembokan itu mengganggu proses belajar siswa sehingga pihak sekolah sempat memutuskan untuk membuat tenda agar siswa dapat terus belajar.
Baca Juga: Besok Selasa 8 November 2022, Gerhana Bulan Total, Ini Niat dan Cara Mengerjakan Sholat Gerhana
Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa telah terjadi penggembokan gedung Sekolah Alam Gaharu oleh ormas sebagai buntut dari sengketa lahan sekolah tersebut.
Pihak sekolah dan orang tua murid menyampaikan keberatan dengan melakukan pelaporan kepada Polresta Bandung.
Kapolresta Bandung kemudian memberikan tanggapan berkaitan dengan laporan tersebut dengan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai untuk melakukan mediasi.
Proses mediasi diawali terlebih dahulu dengan membuka gembok yang terpasang di pagar Sekolah Alam Gaharu Baleendah
" Gembok yang dipasang oleh LSM telah dibuka dan kegiatan belajar mengajar dapat tetap terlaksana tanpa kekhawatiran," ujar Kusworo Wibowo.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kini tidak ada tidak ada LSM yang berada di area sekolah.
Kusworo berpendapat bahwa situasi yang terjadi saat ini karena diduga ada kedua belah pihak yang merasa memiliki hak terhadap lahan tersebut.
Hal inilah yang akan menjadi pembahasan di Polresta Bandung dengan terus menjaga situasi kondusif.
Masalah Sekolah Alam Gaharu Baleendah mencuat ke permukaan saat pihak sekolah merasa diintimidasi sejak 2017 oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan sekolah.
Terkait kasus lahan tersebut belum ada keputusan hukum berkenaan dengan status kepemilikan, baik perdata maupun PTUN.
Puncaknya adalah penggembokan sekolah yang menyebabkan proses belajar mengajar terganggu.
Sekolah Alam Gaharu Baleendah sudah berdiri sejak 14 tahun yang lalu.
Sekolah ini merupakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Tsanawiyah atau setingkat SD dan SLTP yang pengelolaannya dilakukan Kemenag.
Baca Juga: 28 Langkah Lengkapi Biodata Diri untuk Calon Peserta Seleksi PPG Pra Jabatan 2022
Anak-anak disabilitas banyak yang menuntut ilmu di sekolah ini.
Itu sebabnya para orang tua murid sangat menyesalkan terjadinya kejadian penggembokan ini karena menyangkut masa depan pendidikan anak-anak mereka.***