Terkini Hujan Meteor Garden Di Bandung Mengingat Sang Mantan, Fenomena Astronomi Langka Akhir Juli 2022

30 Juli 2022, 18:31 WIB
Ilustrasi Hujan meteor garden di Langit 2022. /Dok/gia/Tangkap Layar/Indozone.id. / Ilustrasi Hujan meteor garden di Langit 2022 /

DESKJABAR – Terkini hujan meteor garden di Bandung mengingat sang mantan akan terjadi mala mini.

Hujan meteror garden adalah fenomena astronomi langka akan tampak akhir Juli 2022 dilangit kota Bandung.

Fenomena astronomi yang luar biasa yang terjadi 100 tahun sekali berada di langit Bandung dan seluruh Indonesia.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Dikalahkan Madura United 1-3, Persib Bandung Alami Kekalahan Perdana

Hujan meteor garden bernama Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids adalah fenomena astronomi berulang terjadi setiap 1 abad sekali.

Hujan meteor garden Alpha-Capricornids diperkirakan akan terjadi pada 30-31 Juli pukul 20.00 WIB sedangkan hujan meteor garden Delta-Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli mulai pukul 23.00 WIB di ufuk Timur dimana puncaknya terjadi sekitar pukul 2.00 WIB di langit Selatan

Bagi Masyarakat Bandung bisa melihat dengan jelas fenomena hujan meteor garden tersebut secara mata telanjang.

Memang untuk melihat fenomena astronomi hujan meteor garden sebaiknya dengan mata telanjang saja, pastikan malam hari di tempat tinggi, taman luas, dan jauh dari hingar bingar.

Lebih baik dengan mata telanjang saat melihat fenomena hujan meteor garden disebabkan objek bintang bergerak cocok untuk spot foto instagramable.

Hal tersebut cocok spot foto menggunakan kamera zoon untuk mengabadikan bintang bergerak yang telah diciptakan Allah SWT dengan sempurna.

Meski dengan mata telanjang, kita bisa melihat lebih jelas dan luas gerakan meteor ini, menuju area langit terbuka.

Jika menggunakan teleskop harus digunakan saat objek bintang yang tidak bergerak ataupun hanya melakukan gerakan lambat.

Berdasarkan pemberitaan dari berbagai sumber bahwa fenomena hujan meteor tersebut akan terjadi hari ini mulai dari tanggal 30 hingga tanggal 31 Juli 2022.

Fenomenam astronomi hujan meteor garden ini akan terjadi antara pada tanggal 29 sampai 31 Juli 2022 tersebut dinamakan sebagai hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquarids.

Baca Juga: Kominfo Blokir Steam, Epic Game Store Hingga PayPal, Layanan Tidak Bisa Lagi Diakses

”Hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30-31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur.

Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan,” Dikutip DeskJabar.com dari kanal YouTube Mr and Mrs News dengan judul: FENOMENA 2 HUJAN METEOR AKHIR JULI 2022, WAKTUNYA ?, 19 Juli 2022.

Menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan salah satunya mengatakan jika peristiwa tersebut pada setiap jamnya akan ada 5 meteor yang melintas.

Waktu terbaik untuk melihatnya adalah setelah lewat tengah malam dengan penerangan yang minim agar peristiwanya bisa terlihat dengan sangat jelas.

Pada satu hari sebelumnya akan ada peristiwa hujan meteor Delta Aquarids, kejadian langka tersebut akan terjadi hingga 31 Juli 2022.

Delta Aquarids dinilai akan lebih banyak, setiap satu jamnya kurang lebih ada 11 meteor yang akan melewati langit Indonesia khususnya di Bandung aman tidak menabrak bumi.

Namun jika pengamatan dilakukan pada siang hari maka akan kesulitan untuk melihatnya.

Agar bisa melihat peristiwa langka tersebut sebaiknya melihatnya pada waktu malam hari ditaman luas sambil mengingat sang mantan.

Selain pada malam hari sebaiknya dilakukan di tempat yang minim lampu karena lampu bisa mengalahkan cahaya yang dihasilkan dari pergeseran Asteroid dengan atmosfer.

Baca Juga: Hujan Meteor Delta Aquariids Indonesia, Puncak dan Tanggal Penting Lainnya, Malam Ini Bisa Dilihat Langsung

Lokasi yang disarankan, untuk melihatnya di daerah pegunungan tinggi seperti di Lembang, Pangalengan, Bogor atau pun di tempat lain dengan lokasi yang tinggi.

Pastikan pula jika ingin melihat hujan meteor garden mengingat sang mantan lebih jelas, harus kita pilih harus bebas mata memandang agar tidak terhalang awan atau rimbunnya pepohonan.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler