Din Syamsuddin Akhirnya Buka Suara Soal Tudingan Radikalisme: 'Jangan Salah Radikal Itu Punya Arti Positif'

23 Februari 2021, 06:35 WIB
Din Syamsuddin akhirnya buka suara soal tudingan Radikalisme. Menurut Din Syamsuddin ternyata radikal itu punya arti positif /instagram

DESKJABAR– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, akhirnya buka suara soal tudingan radikalisme yang ditunjukan kepada dirinya, sempat menjadi headline pemberitaan beberapa waktu terakhir dan menjadi trending topik di Twitter.

Dalam keterangan Din Syamsuddin secara eklusif di kanal YouTube Karni Ilyas Club. Dia membeberkan apa yang selama ini dituduhkan kepadanya tentang tudingan radikalisme.

Din Syamsuddin mengaku tidak kaget dengan munculnya tuduhan radikalisme tersebut, karena dirinya meyakini bahwa tuduhan tersebut tidak sesuai dengan fakta.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI 23 Februari 2021: Sinetron Ikatan Cinta, Elsa Dijebloskan ke Penjara, Papa Surya Syok

“Sangat tidak kaget, pertama karena saya meyakini apa yang dituduhkan itu tidak factual, baik secara subjektif saya rasakan itu bukan jati diri atau watak saya untuk bertindak radikal,” ungkap Din Syamsuddin

Menurut Din Syamsuddin kegiatan yang dilakukannya selama ini adalah kebalikan dari radikal, walaupun dia tidak setuju dengan deradikalisasi.

“Apalagi kegiatan saya selama ini adalah kebalikan dari radikal, walaupun saya tidak setuju dengan deradikalisasi,” jelasnya, seperti dikutip Deskjabar dari kanal Youtube Karni Ilyas Club, Selasa 23 Februari 2021.

Baca Juga: PSBB DKI Jakarta diperpanjang hingga 8 Maret 2021, Simak Alasannya di Sini

Din Syamsuddin juga menjelaskan soal pandangannya terkait makna radikal yang dituduhkan terhadap dirinya.

Din Syamsuddin mengatakan bahwa sesungguhnya kata radikal itu memiliki arti yang positif.

“Karena radikal itu bisa punya arti positif, radix itu akal, beragama harus radikal, artinya berpegang pada akar agama,” ujarnya.

“Dalam bernegara harus radikal, berpegang pada dasar Negara, Cuma sekara ada distorsi ya, dipakai dalam makna pejorative (perubahan makna menjadi lebih rendah),” sambungnya.

Baca Juga: Banjir di Karawang, Simak Solusi Rinci Plh Bupati yang Melibatkan Sejumlah Pemda

Dalam kesempatan tersebut, Din Syamsuddin juga menyebutkan bahwa tuduhan ini bukan merupakan hal yang baru karena tuduhan radikalisme itu sudah lama diarahkan pada dirinya.

Din Syamsuddin menyampaikan, bahwa patut diduga pihak yang menudingnya radikal itu merupakan pihak yang sama dengan orang memasang spanduk di kampus ITB, untuk memecat dirinya dari keanggotaan Majelis Wali Amanat (MWA) karena tuduhan radikal.

Tak hanya itu Din Syamsuddin juga menjelaskan bahwa dirinya menjadi anggota MWA melalui undangan yang didapatkan sebagai wakil dari masyarakat kemudian dipilih bersama dengan beberapa calon anggota pilihan lainnya.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Astagfirullah, 45 Orang Tewas Akibat Longsor Tenjolaya, Diantaranya 12 Anak-Anak

Dirinya menduga memang sejak awal ia masuk ke MWA, bahwa sudah ada pertarungan ideologis yang ia rasakan.

Din memaparkan, jika pertarungan ideologis masih tetap berlangsung hingga saat ini, maka hal tersebut akan menjadi malapetaka bagi bangsa.

“Ini suatu malapetaka bagi bangsa, kalau di kampus-kampus kita, termasuk di pusat kepemimpinan akademik masih muncul lagi seperti itu. Ini sudah lagu lama, di UI, di ITB, Gajah Mada,” tuturnya.

Din Syamsuddin menerangkan bahwa yang dimaksud dengan pertarungan ideologis itu adalah antara islam dan non islam yang kembali mencuat setelah memasuki era reformasi.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler