Pada saat mengenakan seragam militer lengkap, Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan berkaca ke sebuah cermin di lemari besar.
Sampai beberapa kali dia merapikan seragamnya agar tidak terlihat kusut.
Ada tentara yang sudah mulai masuk dan menguasai lantai satu rumah hingga terdengar suara tembakan yang dilepaskan.
Hingga beberapa perabot rumah jadi sasaran tembakan, hingga Istri dan anak DI Pandjaitan yang juga berada di lantai 2 semakin ketakutan.
Dengan sigap seorang asisten rumah tangga melaporkan bahwa 2 keponakan DI Pandjaitan berada di lantai satu, yaitu Albert dan Viktor terkena tembakan, namun DI Pandjaitan tetap tenang.
Akhirnya Pandjaitan kemudian turun ke lantai 1 yang dikuasai oleh para tentara dengan langkah perlahan.
Banyak pasukan tentara yang sudah mengepung rumah Pandjaitan disebut berasal dari satuan Cakrabirawa, pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.
Pada saat berada di hadapan para tentara itu, Pandjaitan diminta untuk segera naik ke truk yang akan mengantarkannya ke Istana.
Mulai mereka berbohong mengatakan bahwa Jenderal berbintang satu itu dipanggil oleh Presiden Soekarno karena kondisi darurat.