Menurut dia, kondisi tersebut akan berlanjut hingga satu dasarian di bulan Juli dan setelah itu cenderung kembali ke basah atau musim kemarau.
Hal ini terjadi karena pengaruh suhu muka air laut sekitar Pulau Jawa yang hangat serta anomaly iklim La Nina dengan intensitas lemah dengan probabilitas sekitar 66 persen hingga Agustus 2022.
BMKG menilai fenomena suhu dingin di sejjmlah wilayah di Indonesia yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar. Fenomena alamiah yang terjadi di bulan puncak musim kemarau yakni periode Juli hingga September.
Di Juli hingga September ditandai adanya pergerakan angina dari arah timur yang berasal dari kawasan benua Australia, yang sedang berlangsung musim dingin.
Itulah yang menjadi penyebab suhu dingin hari ini 2022 yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.***