Penembakan yang berujung pada gugurnya seorang perwira berpangkat Jendral di Papua, kata Anton bukan merupakan hal sepele. Ini merupakan penghinaan terhadap harkat dan martabat bangsa dan negara. Kejadian ini bisa dijadikan titik awal, dijadikan momen untuk mengadakan Opsus bahkan bila perlu operasi militer sebagaimana yang terjadi di Poso.
“Tidak ada salahnya untuk menghadapi GPM di Papua memakai pola yang sama seperti operasi di Poso yakni tindakan tegas tanpa ampun sekecil apapun setiap gerakan-gerakan sparatisme yang ingin memberontak, mendirikan negara sendiri memisahkan diri dari NKRI”, ujar Bah Anton.
Baca Juga: Polda Jabar Berhasil Ungkap Ribuan Jenis Makanan dan Minuman Tidak Layak Konsumsi di Bekasi
Melalui Opsus Gabungan TNI – Polri, jelas dia, yang dikedepankan bisa didahului dengan operasi Kamtibmas, baru bila kemudian tidak dapat diatasi, langsung adakan Operasi Militer dengan target sampai tuntas.
“Sekali lagi dengan target sampai tuntas ke akar-akarnya, karena ancaman ini sudah jelas-jelas nyata. Jika memang Negara ini serius ingin menyelamatkan Papua, sekalipun dalam kondisi Covid, menurut hemat kami hal ini harus segera dilakukan dan jangan dianggap sepele bila tidak ingin Papua jatuh ke tangan GPM dan antek-antek asing di belakangnya”, ujar Anton.
Terakhir Bah Anton menegaskan, penanganan Covid-19 memang penting, tapi keamanan Negara jauh lebih penting. “Selamat Berjuang TNI-Polri, sikat habis musuh-musuh Negara ini sampai titik darah penghabisan”, pungkasnya.***