DESKJABAR - Dua Peristiwa ledakan terjadi di tanah air. Pertama bom di Gereja Kathedral Makasar, dan kedua di Pertamina Balongan Indramayu. Durasi waktunya hampir bersamaan yakni tanggal 28 dan 29 Maret.2021. Menjadi sebuah pertanyaan besar, adakah kaitan antara kedua peristiwa itu?.
Untuk menjawabnya, mantan Kepala Divisi Humas Polri dan Kapolda Jawa Barat Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, MPKN mengatakan, hal itu menjadi tantangan dan pekerjaan rumah (PR) besar bagi Polri dan pihak terkait seperti BPNT serta Comunitas Inteljen yang ada.
“Karena memang bila dilihat dari Tempos Delicty (waktu terjadinya) sangat berurutan bahkan hampir bersamaan. Kemudian dilihat dari Locus Delictynya (tempat terjadinya) yang juga biasa dijadikan TO (target operasi ) kelompok radikal yakni gereja dan proyek vital miinyak”, ujar penerima Bintang Bhayangkara Pratama.
Ditambah lagi, lanjut lulusan Akpol 1984 ini, situasi politik yang juga lagi sedikit menghangat dengan adanya kemelut di tubuh Partai Demokrat serta sedang berlangsungnya sidang HRS. Hal ini, kata pria yang pernah menduduki jabatan Analisis Kebijakan Utama Sespimti Lemdikat Polri, mengindikasikan seolah ada kaitan erat satu sama lainya, sehingga tidak menutup kemungkinan ada pihak yg memanfaatkan kesempatan memancing di air keruh.
“Namun apapun juga alasanya yang jelas kedua peristiwa itu telah menimbulkan dampak pshykologis yang nyata berupa keresahan di masyarakat luas. Masyarakat jadi saling bertanya, saling curiga satu sama lain. Yang tentu saja akan berdampak pada sektor-sektor keamanan, sosial, politik serta menurunnya trust di sektor bisnis dan ekonomi baik secara Nasional maupun Internasional”, katanya.
Munculnya keresahan di tengah masyarakat itu, tegas Anton, sangat merugikan bangsa dan Negara. Terlebih di saat pandemi Covid-19 saat ini yang belum juga tuntas, akan menambah dan menjadikan beban yang sangat berat bagi Pemerintah.
“Untuk penanganan Covid saja kita sudah sangat babak belur. Apalagi ditambah dengan adanya peristiwa di dua tempat secara sekaligus makin menambah rumit situasi. Bila ini terungkap dan akibat sebuah tindakan kesengajaan, sungguh pelaku dan aktor intelktualnya sangat amoral sadis dan raja tega. Bila terungkap dan tertangkap harus dihukum seberat-beratnya”, tegasnya.