Tim P3GL Bergabung Di Tim Pencarian KRI Nanggala-402, Menunggu Arahan Lebih Lanjut

- 23 April 2021, 13:09 WIB
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia dan tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian ESDM sudah on board Kapal SAR Antasena untuk bergabung dalam tim pencarian KRI Nanggala-402.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia dan tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian ESDM sudah on board Kapal SAR Antasena untuk bergabung dalam tim pencarian KRI Nanggala-402. /Twitter/@BPPT/
 
DESKJABAR - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia dan tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian ESDM sudah on board Kapal SAR Antasena untuk bergabung dalam tim pencarian KRI Nanggala-402. Tim sedang berkoordinasi sembari menunggu arahan lebih lanjut.
 
Mengutip dari laman Kementrian ESDM, esdm.go.id, Jumat, 23 April 2021, Kementerian ESDM telah menerjunkan dua teknisi P3GL Badan Litbang ESDM untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali.
 
Tim teknis P3GL yang ditugaskan adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi, bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tanggal 22 hingga 28 April 2021.
 
 
Selain menerjunkan personel, turut pula diterjunkan peralatan Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer milik P3GL yang digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi kapal selam. Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya. 
 
Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detector. Yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya.
 
Sebelumnya KRI Nanggala-402 hilang kontak saat menggelar latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali pada Rabu, 21 April 2021 sekitar pukul 03.00 WIB. 
 
Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan (tombol darurat untuk mengembus kapal timbul ke permukaan).
 
 
KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman tahun 1977, yang masuk jajaran TNI Al tahun 1981. Saat mengarungi lautan, kapal selam tersebut berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, tiga personel arsenal.
 
Mengutip dari laman tnial.mil.id, Jumat, 23 April 2021, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., di atas KRI dr Soeharso-990 memberikan semangat kepada para prajurit yang sedang melaksanakan pencarian dan pertolongan di laut Bali untuk tetap semangat dalam melaksanakan SAR. 
 
Panglima TNI  turut prihatin terhadap kejadian yang dialami KRI Nanggala-402 dan personel yang on board serta berjanji akan mengerahkan segala kemampuan untuk bisa menemukan keberadaan kapal KRI Nanggala-402.
 
 
“Kita akan terus melaksanakan pencarian dan pertolongan serta mengerahkan segenap kemampuan untuk membawa pulang kembali saudara-saudara kita, prajurit Nanggala-402 kepada mereka. 
 
Mari kita senantiasa berdoa semoga keluarga kita prajurit KRI Nanggala dalam kondisi selamat dan segera kita temukan tabah sampai akhir," ucapnya.
 
Seperti diberitakan, pada Rabu 21 April 2021 pukul 3.00 WIB, KRI Nanggala-402 izin menyelam kepada Komandan Gugus Tugas Penembakan (Danguspurla II) sesuai prosedur. Selanjutnya kapal menyelam dalam rangka melaksanakan penembakan. Namun setelah izin diberikan, KRI Nanggala hilang kontak dan tidak bisa dihubungi lagi.
 
 
Kemudian, dilaksanakan prosedur pencarian oleh unsur-unsur Satgas, yakni KRI RE Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, dan KRI Diponegoro-365 dengan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala dengan menggunakan methode cordon 2000 yards, yakni pencarian dengan menyisir atau menyusuri lintasan. Tiap-tiap lintasan berjarak 1 mil/2000 yards. Akan tetapi, hasilnya nihil.
 
Pada pukul 7.00 WIB dilaksanakan pengamatan udara mengunakan heli ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi menyelam.
 
Saat ini dalam rangka SAR aksi yang dilaksanakan yakni memberangkatkan KRI Rigel-933 (Pushidrosal) dari Jakarta dan KRI Pulau Rengat-711 (Satuan Kapal Ranjau) untuk membantu pencarian menggunakan side scan sonar dan mengirim 2 mobil chamber ke Banyuwangi serta mengirim distress ISMERLO (international submarine escape and rescue liaison office), dan sudah direspons oleh AL Singapura dan AL Australia.
 
 
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam yang dibangun pada 1977 di HDW Jerman dan masuk jajaran TNI AL tahun 1981. 
 
Dalam pelayaran latihan ini kondisi material dan personel dalam keadaan siap, personel on board 53 orang terdiri atas 49 ABK, 1 Komandan Satuan dan 3 personel Arsenal). KRI Nanggala-402 dikomandani Letkol laut (P) Heri Octavian  yang sudah menjabat 1 tahun.***
 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Esdm.go.id tni.mil.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah