BUMDes Maju Mandiri Jadikan Kopi Robusta Sebagai Produk Unggulan

- 22 April 2021, 19:20 WIB
/Unigal/Muslih Suprianto
 
DESKJABAR - Tim Pelaksana Pengabdian dari FISIP Universitas Galuh yang mendapatkan hibah dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Galuh telah mengadakan kegiatan Inovasi Kemasan Kopi Robusta Kekinian Desa Sukamaju Berbasis Kearifan Lokal. 
 
Tim tersebut diinisiasi oleh Dini Yuliani, S.IP., M.Si. sebagai Ketua Tim Pelaksana dan 2 (dua) anggota kelompok, yakni Irfan Nursetiawan, S.Pd., M.Pd., M.Si., serta H. Otong Husni Taufik, S.IP., M.Si.
 
Kegiatan ini dilaksanakan di BUMDes Maju Mandiri Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, Kamis, 22 April 2021.
 
 
Ketua Tim Pekaksana Dini Yuliani, S.IP., M.Si. mengatakan mitra dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu BUMDes Maju Mandiri yang memproduksi kopi sebagai produk unggulan desa. 
 
Hal tersebut diungkapkan alasan dari pemilihan mitra sebagai objek dari kegiatan pengabdian, dikarenakan produk tersebut berpotensi menjadi produk unggulan daerah, tetapi harus dilakukan perbaikan. 
 
“Salah satunya berkaitan dengan kemasan produk yang harus dimodifikasi," ujar Dini
 
Inovasi yang dilakukan oleh tim pelaksana tersebut tentunya memberikan kebermanfaatan bagi mitra dan diharapkan dengan adanya inovasi kemasan kopi ini dapat meningkatkan penjualan, serta dapat dikenal oleh semua khalayak ramai.
 
 
"Potensi di desa tersebut memang masih berasal dari hasil pertanian dan perkebunan," katanya
 
Dengan luas perkebunan kopi di wilayah Desa Sukamaju, tentunya hal tersebut dapat dikembangkan bukan hanya produk kopinya, tetapi dapat pula dijadikan sebagai kawasan Agrowisata.
 
Kemasan yang di desain oleh tim pelaksana pelaksana pengabdian terdiri dari visualisasi desain packaging, pemberian QR-Code sebagai ciri identitas, dan desain brand yang mudah dikenali, tetapi tetap mempertahankan ciri khas kearifan lokal perdesaan.
 
Memajukan masyarakat
 
Sementara itu Irfan menyampaikan kegiatan ini akan terus dilakukan untuk kemajuan masyarakat perdesaan dan bersifat keberlanjutan. 
 
 
Tahapan kegiatan pengabdian ini pula dimulai dari observasi pendahuluan, sosialisasi, dan pelaksanaan kegiatan.
 
"Berdasarkan hal tersebut, peran akademisi sangat diperlukan dalam pendampingan masyarakat perdesaan agar dapat adaptif, serta mendapatkan informasi yang lebih aktual," katanya
 
Sehingga, Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat tentunya akan membantu dalam akselarasi pembangunan di wilayah perdesaan.
 
Komitmen ini pula yang dipegang oleh tim pelaksana pengabdian, yakni dengan beragam inovasi, kreativitas, serta dedikasi pengabdian kepada masyarakat desa akan menjadi pondasi tercapainya kesejahteraan masyarakat perdesaan.
 
 
Bidang perekonomian desa yang dimotori oleh BUMDes juga harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
 
Walaupun demikian, dalam realisasi pengabdian kepada masyarakat tersebut membutuhkan waktu dan proses yang tidaklah mudah.
 
"Kultur dan karakteristik masyarakat perdesaan yang pluralis, tentunya harus dilakukan pendekatan secara holistik oleh tim pelaksana dalam kegiatan tersebut," ujarnya
 
Sementara itu Kepala Desa Sukamaju, Dede Engkuh, kegiatan ini merupakan sebuah langkah yang positif dan konkrit, karena para akademisi kami perlukan sebagai fasilitator dan edukator dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik, serta membantu dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa.
 
 
"Kegiatan tersebut dilandasi dengan asas gotong royong dan toleran terhadap segala perbedaan untuk kemajuan desa yang lebih baik," katanya
 
Desa merupakan wilayah dengan potensi yang luar biasa dan dapat dikembangkan menjadi desa yang unggul dan berkemajuan di berbagai bidang. 
 
"Semoga kegiatan ini menjadi katalis dalam pemberdayaan masyarakat perdesaan dan peningkatan ekonomi masyarakat perdesaan," tambahnya. (Muslih Suprianto/DeskJabar).

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah