Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir Kritik Sebut Ada 5 Virus Pendidikan, HNW: Ormas Itu Sudah Mengenali Virusnya

28 Juli 2021, 16:48 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. /Dok. muhammadiyah.or.id

DESKJABAR- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, tiba tiba membuat pernyataan cukup mengejutkan pada dunia pendidikan kita.

Dia menyebut ada 5 virus pendidikan Indonesia yang pelan-pelan mengikis identitas nasional para pelajar Indonesia dari jati diri bangsa.

Pendapat Ketum Muhammadiyah tersebut mendapat tanggapan positif dari Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. 

HNW berpendangan bahwa Muhammadiyah adalah ormas yang sudah sangat banyak berjasa dalam dunia pendidikan bangsa Indonesia. Tentu saja ormas tersebut mempunyai otoritas tinggi untuk mengenali virus virus pendidikan Indonesia dan sekaligus untuk mengoreksinya.

 

Baca Juga: Yuk Mengenal Perbedaan Tabung Oksigen Medis dengan Oksigen Industri

Baca Juga: Ibadah Umrah Dibuka 10 Agustus 2021, Jamaah Indonesia Dilarang Terbang Langsung, Simak Syarat Lainnya

"Agar kiblat pendidikan Bangsa tetap dlm ideologi Pancasila dan UUD 1945," ujar Hidayat Nur Wahid melalui akun twitter @hnurwahid yang dikutif Rabu 28 Juli 2021.

 Sementara Haedar Nashir menyebut 5 virus dimaksud yakni virus agnostisisme (menjauhkan nilai agama), virus ekstrimisme dan radialisme, virus kekerasan, virus asusila dan virus pembodohan.

"Ada 5 virus pendidikan Indonesia, saya tidak bilang dosa kalau dosa terlalu sakral. Saya bilangnya virus aja," ujar Haedar Nashir yang dikutip Deskjabar.com yang dikutip dari YouTube Muhammadiyah Chanel, Rabu 28 Juli 2021.

Virus pertama adalah virus agnostik (agnostisisme) yaitu cara pandang dan langkah yang menjauhkan nilai ketuhanan atau nilai agama karena dipandang sebagai sumber masalah.

"Ini semacam alam pikiran sekuler karena ada praktek terorisme lalu orang pengetahuan agama sempit lalu disimpulkan seperti itu," ujarnya.

 

Baca Juga: Inilah 4 Cara Mudah Mencairkan Daging Beku yang Cepat dan Aman serta Makanan Jadi Enak

Baca Juga: Petani Muda Memperoleh Banyak Pengalaman dan Pembelajaran dari Program Petani Milenial

Nah di dunia modren, dunia pendidikan kita mulai masuk pandangan agnostik ini hati hati, karena mereka menjauhkan nilai agama dari pendidikan.

Virus kedua yaitu ekstrimisme atau radikalisme apa saja. Kenapa ditambah apa saja karena saat ini radikalisme identik dengan agama. Padahal radikalisme itu terjadi bisa karena agama, pandangan agama yang ekstrim.

Kemudian ekstrimisme atau radikalisme atas nama kebangsaan atau nasionalisme, virus ini memandang nasionalisme yang utama dan menomorduakan agama.

Kemudian ada juga radikalisme karena politik misal sparatisme, komunisme dan juga karena idiologi politik.

Selanjutnya virus ketiga adalah kekerasan di dunia pendidikan seperti perundungan, dulu guru mukul murid dianggap lumrah sekarang sudah tidak lagi dan dainggap melanggar. Namun sekarang kerap terjadi perundungan antar murid dan ini harus disikapi.

Baca Juga: Jaksa Penuntut Umum KPK, Tuntut Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara 11 Tahun Penjara

Keempat virus asusila atua pelecehan seksual juga saat ini menghantui dunia pendidikan.

Dan kelima virus pembodohan. DUnia pendidikan mengajar hal tidak selayaknya yang membuat orang tidak cerdas tidak berilmu ada banyak kurikulum banyak di kritik, ada pernyataan begiti akhrinya memperbodoh jadi lima virus pendidikan Indonesia.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler