Network
DESKJABAR - Perbedaan hasil survey yang dilakukan oleh sejumlah lembaga, dinilai biasa. Termasuk menjelang Pilkada Kabupaten Bandung 9 Desember 2020 nanti.
Setiap pasangan calon, biasanya menunjuk lembaga survei masing-masing. Hasil survey yang keluarnya pun biasanya setiap paslon mengklaim unggul dibanding rivalnya.
Juru bicara paslon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 1, Dadang Rusdiana mengatakan, hasil survei tidak bisa dijadikan patokan kemenangan akan diraih salah satu paslon.
Baca Juga: Luar Biasa, 72 Persen Warga Korea Selatan Setuju Denda Masker
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melesat Mengalami Lonjakan Pertumbuhan
"Sebelumnya Poldata mengeluarkan hasil survey, bahwa paslon 1 menang 39 persen dan paslon 3 hanya 31 persen. Kemudian ada lembaga survey lain menyebut bahwa paslon 3 unggul, itu tidak masalah. Karena perbedaan hasil survey yang dilakukan lembaga survei itu biasa," terang pria yang akrab disapa Darus itu, di Soreang, Senin 16 November 2020.
Yang paling penting, menurut Darus, seperti dikutip DeskJabar dari RRI, babak akhir suatu pertandingan yang menentukan siapa pemenangnya.
Baca Juga: Waspada, Sejumlah Daerah di Jawa Barat Akan Diguyur Hujan Deras Disertai Petir dan Angin Kencang
Baca Juga: Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir Paling Sedikit Raih Kemenangan Seri
"Kerja semua relawan, para kader partai pengusung dan pendukung itu jadi hal penting di babak akhir. Jadi hasil survey tidak boleh membuat terlena atau sebaliknya membuat patah arang," imbuhnya.
Melihat situasi di lapangan hingga saat ini, mantan politisi Senayan itu optimistis peluang menang paslon Kurnia Agustina - Usman Sayogi (NU Pasti Sabilulungan) lebih besar dibandingkan dengan paslon lainnya.***
