Sejarah Garut, Pernah Banyak Orang Makan Sepatu Ketika Zaman Kelaparan

- 9 Maret 2024, 18:00 WIB
Barang-barang kerajinan berbahan kulit buatan Garut, Jawa Barat.
Barang-barang kerajinan berbahan kulit buatan Garut, Jawa Barat. /dik DisperindagESDM Garut

DESKJABAR – Kawasan Kabupaten Garut, Jawa Barat dikenal memiliki alam indah dengan tanah pertanian yang subur. Tetapi dibalik anugerah kesubuhan tanah di Garut, ternyata pernah menyimpan cerita sedih, yaitu kelaparan yang menimpa sebagian warganya.

Cerita tentang pernah terjadinya kelaparan di Garut kini sudah hilang ditelan zaman, apalagi generasi anom sekarang mungkin akan kebingungan atau tidak percaya mendengarnya. Tetapi itulah, ada kejadian menyedihkan bahwa di Garut pernah banyak orang kelaparan sehingga memakan apa pun.

Kondisi kelaparan di Garut, berawal dari produksi beras di kabupaten itu anjlok. Kemungkinan, sebagai dampak kemarau panjang, sehingga pada sebagian wilayah di Garut menjadi kering kerontang dan tanaman-tanaman pertanian mati.

Baca Juga: Mendaki Gunung Cikuray Garut, Anda Lapar ? Tenang, Ada yang Jualan Bakso di Puncaknya

Begini situasinya

Kenangan pernah adanya zaman kelaparan di Garut, masih diingat salah seorang senior perajin kerupuk kulit di Sukaregang, yang usianya pada tahun 2012 adalah 77 tahun. Ia menceritakan, bahwa sebelum tahun 1980-an produksi kerupuk kulit, dorokdok, sepatu, dan jaket di Sukareang terbuat dari kulit kerbau.

Disebutkan, rasa kerupuk kulit dari bahan kuit kerbau rasanya lebih gurih dan lebih lembut. Pada waktu itu, bahan-bahan kulit kerbau dikenal tanpa pengawet, bahkan boleh dikatakan belum mengenal pengamet dari bahan kimia.

Karena bahannya dari kulit kerbau,sepatu kulit dan jaket kulit buatan Sukarengang sangat nyaman dipakai. Sebab, sepatu dan jaket kulit berbahan kulit kerbau lebih lentur dibandingkan dibuat dari kulit sapi.

Ia mengenang, antara tahun 1957-1958, di Garut pernah terjadi kelaparan. Dalam kondisi banyak orang menjadi miskin dan tidak punya uang, mereka makan apa pun yang ditemui bisa dimakan.

Baca Juga: Kopi Arabika Bourbon Asal Garut, Skor Cita Rasa 8,6, Disukai Kalangan Muda di Bandung

Bapak sepuh itu mengenang, ketika tahun tersebut, cukup banyak orang makan sepatu kulit buatan Sukaregang.  “Yang dimakan adalah bagian solnya, karena bisa disayat lalu dikeringkan, lalu dimasak menjadi kerupuk kulit,” kenangnya.

Karena kondisi demikian, menurut dia, selama setahun kemudian, banyak orang di Garut menjadi tidak punya sepatu. Sebab, sepatu miliknya sudah habis dimakan bersama keluarganya yang mengalami kelaparan.

Tampaknya, keterangan bapa perajin kerupuk kulit dan dorokdok di Sukaregang Garut itu benar adanya. Sebab, ada surat kabar terbitan Belanda, yang memberitakan terjadinya kelaparan di Kabupaten Garut pada tahun 1958.

Suratkabar Trouw terbitan 1 Februari 1958 memberitakan, mengutip Harian Indonesia Raya, 2.000 warga desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terancam kelaparan akibat kekurangan beras. Menurut suratkabar tersebut, 23 orang telah dirawat di rumah sakit karena menderita dampak kekurangan pangan.

Suratkabar Trouw terbitan 1 Februari 1958
Suratkabar Trouw terbitan 1 Februari 1958

***

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x