Teknologi Salibu Diperluas untuk Pertanian Padi di Jawa Barat, Agar Petani Panen Tujuh Kali

- 14 Januari 2024, 07:35 WIB
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin berbincang dengan petani di Kabupaten Bandung, soal hasil panen pertanian padi menggunaan teknologi salibu, Sabtu, 13 Januari 2024.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin berbincang dengan petani di Kabupaten Bandung, soal hasil panen pertanian padi menggunaan teknologi salibu, Sabtu, 13 Januari 2024. /Instagram @westjavagov_

DESKJABAR – Budidaya teknologi salibu diperluas di Jawa Barat, sebagai upaya meningkatkan kembali pertanian padi. Teknologi salibu diyakini lebih efisien dan menambah jumlah panen padi dalam satu tahun.

Pada tahun 2024 ini, Provinsi Jawa Barat termasuk yang sedang dikejar target peningkatan produksi padi oleh Kementerian Pertanian. Salah satu upaya memenuhi target, adalah intensifikasi usaha pertanian padi, dengan meningkatkan indeks pertanaman.

Belakangan ini, di Jawa Barat gencar dipromosikan teknologi salibu, sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi padi secara signifikan. Sebab, berkaitan menjaga ketahanan pangan masyarakat Jawa Barat, serta pasokan beras nasional dari provinsi ini.

 Baca Juga: Di CIAMIS, 40 Kelompok Tani dapat Bantuan Alsintan untuk Tingkatkan Hasil Pertanian

Gambaran keunggulan

Kabupaten Bandung menjadi percontohan penerapan teknologi budidaya pertanian padi salibu di Jawa Barat. Penggunaan teknologi salibu yang berhasil dilakukan di Kabupaten Bandung, segera diperluas pada sejumlah sentra pertanian di Jawa Barat.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, Sabtu, 13 Januari 2024, berharap, panen padi di Jawa Barat menjadi bisa dilakukan tujuh kali, walau pun teknologi salibu minimal dapat panen lima kali. Penggunaan teknologi salibu, usaha produksi padi bisa menjadi dua kali lipat dibandingkan secara konvensional.

Pada sebuah panen padi di Kabupaten Bandung, Sabtu, 13 Januari 2024, Bey Machmudin, menyebutkan, kelebihan lain budaya padi dengan teknologi salibu, adalah mengurangi biaya produksi, umur panen lebih cepat, serta hasil panen lebih besar.

Baca Juga: Usaha Pertanian Jawa Barat Antisipasi Ledakan Hama Tikus pada Tahun 2024

Gambaran demikian, diharapkan menjadi daya tarik bagi para petani dalam usaha pertanian padi. Dengan teknologi salibu, diharapkan mampu meningkatkan semangat bertani padi, karena hasil usahanya menjadi lebih besar.

“Biaya produksi pertanian padi menurun hampir 40 persen, tetapi produksi meningkat. Jika minimal lima kali panen, dimana sekali panen masing-masing tujuh ton, artinya dalam setahun jika panen tujuh kali diperoleh 35 ton (gabah),” ujar Bey.

Sebagai gambaran, selama ini usaha pertanian padi rata-rata hanya dilakukan tiga kali dalam setahun, atau istilahnya IP 3.0. Produktivitas tanaman padi di Jawa Barat, masih sekitar 5 ton s.d 6 ton gabah kering pungut (GKP).

Kondisi umum dialami petani dalam usaha pertanian padi, adalah biaya yang mahal per hektare untuk melanjutkan usaha serupa. Sebab, setelah dilakukan panen, harus dilakukan kembali pengolahan tanah untuk dilakukan lagi penanaman.

Baca Juga: Musim Tanam di Jawa Barat 2023-2024, Gunakan Manajemen Air Pertanian untuk Keamanan Tanaman

Peran penyuluh

Lain halnya melalui teknologi salibu, setelah panen, petani tinggal melanjutkan menanam lagi padi. Dengan cara ini, para petani menjadi lebih efisien dalam budidaya padi, namun hasil panen dan usaha menjadi lebih baik.

Terkait pengembangan penggunaan teknologi salibu di Jawa Barat, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, mendorong Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) dapat memperluasnya. Para penyuluh pertanian agar disosialisasikan untuk menguasai teknologi ini untuk disebarkan kepada petani.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, menekankan soal usaha pertanian berkelanjutan di Indonesia. Selain sangat penting bagi penyediaan dan ketahanan pangan masyarakat Indonesia, juga ditekankan pembangunan pertanian untuk kesejahteraan petani.

“Indonesia diharapkan mampu kembali mencapai swasembada pangan. Apalagi, kondisi pangan dunia sedang tidak baik-baik saja, dimana sepuluh negara kini sedang mengalami kelaparan,” ujar Amran Sulaiman. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Biro Adpim Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah