KAPAN Bendungan Leuwikeris Ciamis Diresmikan? Ternyata Ada Ancaman Besar yang Bisa Menerjang Masyarakat Banjar

- 8 Desember 2023, 07:59 WIB
Ada potensi ancaman besar yang harus diantisipasi dengan pembangunan Bendungan Leuwikeris.
Ada potensi ancaman besar yang harus diantisipasi dengan pembangunan Bendungan Leuwikeris. /Antara/Adeng Bustomi/

DESKJABAR – Semula Bendungan Leuwikeris yang dibangun di perbatasan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya akan diresmikan pada akhir tahun 2023. Namun ternyata hingga saat ini pembangunannya belum selesai. Lalu, kapan Bendungan Leuwikeris akan diresmikan?

Yang menarik dari perkembangan pembangunan Bendungan Leuwikeris, ternyata ada ancaman besar yang akan dihadapi sebagian masyarakat di Kota Banjar dan menjadi resiko yang harus diantisipasi dari keberadaan bendungan tersebut.

Baca Juga: AKANKAH Raja Tol, PT Jasa Marga Kembali Garap Tol Getaci Bersaing dengan Investor China di Lelang Ulang?

Resiko ancaman besar ini mengemuka saat dilakukannya sosialisasi kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana dengan melibatkan masyarakat sekitar bantaran Sungai Citanduy di Kota Banjar, pada Kamis, 30 November 2023. Dari acara itu mengemuka ancaman banjir dengan ketinggian hingga 10 meter.

Mengutip dari laman Kementerian PUPR, Bendungan Leuwikeris direncanakan akan memiliki kapasitas tamping air mencapai 81,44 juta meter kubik yang diharapkan dapat mengairi lahan seluas 11.950 hektar, mengurangi debit banjir sebesar 57 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,85 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 15,00 MW.

Bagi pemerintah daerah setempat yakni Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, mereka menyiapkan kawasan ini sebagai kawasan destinasi wisata baru yang diharapkan akan mendulnag PAD bagi daerah.

Keseriusan ini juga terlihat dari kengototan Pemkab Tasikmalaya yang meminta kepada Kementerian PUPR agar dibangun exit Tol Getaci di wilayah Kecamatan Cineam. Pintu tol ini dinilai akan menjadi akses terdekat menuju kawasan Bendungan Leuwikeris.

Kapan Bendungan Leuwikeris Diresmikan?

Sebelumnya dalam rencana awal, pembangunan Bendungan Leuwikeris akan selesai pada akhir tahun 2023, dan penggenangan bendungan sudah dilakukan sejak November 2023. Namun kenyataanya, hingga saat ini pembangunan kontruksi belum selesai.

Dalam sosialisasi kesiapan tanggapdarurat dengan masyarakat di bantaran Sungai Citanduy di Kota Banjar, mengemuka bahwa pembangunan bendungan tersebut saat ini baru sekitar 88 persen.

Dikutip dari laman Kementerian PUPR, pembanguanan kontruksi Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai pada Juni 2024 dan dapat diresmikan presiden pada Juli 2024.

Dalam perkembangan terbaru, saat ini Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) menyelenggarakan kegiatan Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding) Proyek KPBU Penyediaan Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Bendungan Leuwikeris pada 11 November 2023 di Jakarta.

Baca Juga: Warga Tasikmalaya Tertipu Bisnis Kecantikan Rp2,7 M, Pelakunya 2 Pasangan Suami Istri

Market sounding ini digelar dalam rangka mencari alternative sumber pembiayaan non APBN untuk membiayai pemeliharaan infrastruktur.

“Banyak sekali skema-skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur. Saya berharap akan kita lakukan terus diskusi terkait skema-skema yang terus berkembang, terutama di Ditjen Pembiayaan Infrastruktur untuk bisa mendorong dan mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur terutama untuk percepatannya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menyampaikan, Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 2 Tahun 2021, salah satu infrastruktur di bidang Sumber Daya Air yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU adalah prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya, dan diantaranya yaitu waduk/ bendungan yang multiguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk/ bendungan multiguna untuk dapat mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, sehingga harapannya dapat mencapai zero emission pada tahun 2060,” jelas Herry.

Saat ini, Kementerian PUPR tengah menyiapkan KPBU Penyediaan PLTM di Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, dan PLTM di Bendungan Jenelata, Sulawesi Selatan. Kedua proyek tersebut memiliki masa kerja sama selama 27 tahun dengan 2 tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay.

“Untuk PLTM Leuwikeris sendiri merupakan proyek KPBU unsolicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp225,38 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 53 GWh,” tutur Herry.

Potensi Ancaman Besar yang harus Diantisipasi

Berbagai pihak yang terkait dengan keberadaan Bendungan Leuwikeris, saat ini terus mensosialisasikan mengenai antisipasi resiko terburuk dari keberadaan bendungan baru tersebut, terutama bagi masyarakat hilir seperti masyarakat di Kota Banjar.

Hal ini terus diantisipasi BBWS Citanduy, Pemkot Banjar, BPBD Kota Banjar, termasuk TNI/Polri. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana dengan sosialisasi yang melibatkan masyarakat sekitar bantaran Sungai Citanduy di Kota Banjar, seperti yang dilakukan pada 30 November lalu.

Resiko ini penting untuk selalui diantisipasi, seperti peristiwa yang terjadi pada11 September 2023, ketika itu Bendungan Leuwikeris yang masih dalam proses pembangunan konstruksi, jebol akibat hujan dengan intensitas tinggi selama 4 jam di kawasan Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: POLRES Garut Larang Sepeda Listrik di Jalan Raya, Simak Aturan Penggunaan Sepeda Listrik yang Benar

Akibatnya, debit Sungai Citanduy naik drastis sehingga membuat bendungan jebol. Akibatnya, 11 alat berat dari 27 alat berat yang digunakan untuk pembangunan kontruksi Bendungan Leuwikeris, tidak bisa dievakuasi karena terbawa banjir.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Kusnadi, memprediksikan bahwa genangan air banjir Bendungan Leuwikeris di Kota Banjar bisa mencapai 10 meter. Potensi banjir ini bisa terjadi di wilayah Parungsari dan Cikadu sekitar Bantaran Sungai Citanduy.

"Keceparan pergerakan air banjir dari Bendungan Leuwikeris diprediksi selama 2 jam ke Kota Banjar.  Saat situasi panik, waktu 2 jam itu sebentar,” tuturnya, seperti dikutip dari laman kabar-banjar.com.

Menurut Kusnadi, pemicu banjir ini bisa berlatar gempa dan gagal proyek pembangunan. " Kami, BPBD terus berupaya mewaspadai musibah tak terduga dampak Bendungan Leuwikeris. Misal, menyediakan tempat titik kumpul dan jalur evakuasi yang aman saat situasi darurat di Kota Banjar ," ucapnya.

Ditambahkan, diantara kawasan terdampak banjir Leuwikeris di Kota Banjar, meliputi wilayah Parungsari, Cikadu dan Cibodas. " Diprediksi genangan air mencapai 10 meter dengan kepadatan penduduk di kawasan tersebut sekitar 6.000 jiwa ," paparnya.

Sementara itu, Kepala BBWS Citanduy, Elroy Koyari, menyatakan, ancaman banjir yang diakibatkan  Bendungan Leuwikeris terhadap Kota Banjar tak berdampak besar, berstatus aman. Kendati demikian, menurutnya, pihak PUPR terus mewaspadainya sejak proyek ini mulai dibangun dahulu.

"Walaupun Bendungan Leuwikeris memiliki usia guna selama 50 tahun, dipastikan pemeliharaan infrastuktur bangun rutin kerjakan nantinya. Apalagi, kami sudah menerapkan teknologi canggih, buka tutup pintu air sudah menggunakan sensor, cukup klik di komputer kantor saja ," ucapnya.

Menurutnya, pergerakan air dari Bendungan Leuwikeris sampai Kota Banjar selama 2 jam.

“Bencana dampak Leuwikeris jangan ditakuti. Karena, jika saja mengalami banjir di hulu, dampaknya ini sudah diprediksi 3 hari sebelum banjir, termasuk daerah yang tergenang itu. Sehingga bisa berjaga-jaga dahulu itu,” paparnya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Kementerian PUPR kabar-banjar.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah