AKIBAT Kemarau, Sejumlah Petani di Kabupaten Bandung Barat Alih Profesi dan Operasional PLTA Saguling Dibatasi

- 16 Agustus 2023, 18:48 WIB
PT PLN Indonesia Power batasi operasional PLTA Saguling akibat kemarau parah. Sejumlah petani beralih profesi jadi buruh serabutan.
PT PLN Indonesia Power batasi operasional PLTA Saguling akibat kemarau parah. Sejumlah petani beralih profesi jadi buruh serabutan. /Antara/PLN Indonesia power/

Novy memaparkan, dengan kondisi tersebut, pihaknya memanfaatkan momen tersebut melakukan pemeliharaan mesin-mesin pembangkit PLTA Saguling untuk mengembalikan performa peralatan.

"Sehingga nantinya saat musim hujan pembangkit dapat beroperasi dengan penuh atau full load capacity," ucapnya.

Sejumlah Petani Alih Profesi

Kekeringan yang berdampak pada debit air di Bendungan Saguling jga berdampak hebat kepada sektor pertanian di sekitarnya.

Novy mengemukakan bahwa meski bendungan yang terletak pada ketinggian 643 meter di atas permukaan laut ini juga memiliki fungsi lain untuk pengairan pertanian, namun fungsi utama Bendungan Saguling adalah untuk memenuhi kebutuhan energi primer yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.

Baca Juga: ADA Jejak Perusahaan Malaysia di Tol Getaci, Rencana Tembus hingga Solo, Kemanakah Gerangan Saat Ini?

"Jadi tidak difungsikan untuk pengairan pertanian, sehingga PLN IP Saguling tidak memiliki tanggung jawab terhadap pengairan pertanian dari waduk Saguling, dan kami tidak memiliki wewenang itu sehingga tidak mengetahui dampak kemarau untuk pengairan dan pertanian," ujarnya.

Akibat penyusutan permukaan air di Bendungan Saguling telah memunculkan lahan baru di bantaran bendungan yang mengalami kekeringan. Sejumlah petani di sekitar, memanfaatkan lahan baru di bantaran waduk tersebut untuk bercocok tanam.

Mereka memanfaatkan lahan di bantaran waduk itu dengan bercocok tanam palawija seperti mentimun, umbi-umbian, hingga sayuran, seperti di wilayah Desa Cangkorah.

Kasi Pemerintahan Desa Cangkorah, Wawan Rohman mengatakan, dengan kekeringan di sana yang terasa sejak dua bulan terakhir, para petani akhirnya memilih alih profesi menjadi buruh serabutan, berdagang, hingga mengkonversi lahan tani bantaran waduk demi memenuhi ekonomi mereka.

Menurut Wawan, sekira 500 petani yang memanfaatkan lahan bantaran waduk untuk bertahan menghidupi kebutuhan sehari-hari.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah