Waduk atau Bendungan Cirata mulai dibangun tahun 1983 dan mulai dioperasikan tahun 1988. PLTA Cirata diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Maret 1988,
Bendungan Cirata menenggelamkan 20 desa yang tersebar di 7 kecamatan di Bandung Barat, Cianjur, dan Purwakarta. Kemudian sekitar 6.000 keluarga harus pindah ke daerah lain.
Waduk atau Bendungan Cirata yang berada di aliran Sungai Citarum ini memiliki luas genangan sekitar 6.200 hektare. Kapasitas aktif 796.000.000 meter kubik dan kapasitas nonaktif 192.000.000 meter kubik.
PLTA Bendungan Cirata adalah PLTA dengan kapasitas terpasang terbesar di Indonesia, yakni 1.000 MW. PLTA ini dapat membangkitkan listrik hingga 1.428 GWh per tahun dan dapat memasok sistem tenaga listrik Jawa-Madura-Bali.
Saat ini, Waduk Cirata dijadikan tempat wisata dan tempat budidaya ikan air tawar. Salah satu daya tarik wisata di Waduk Cirata adalah lomba dayung perahu tradisional yang diadakan di Jangari, Cianjur tiap tahun.
3. Saguling
Masih di aliran Sungai Citarum, terdapat Waduk atau Bendungan Saguling. Luas genangan Waduk Saguling sekitar 5.606 hektare dengan volume tampungan awal sebesar 875 juta meter kubik air.
Sebanyak 31 desa yang tersebar di 6 kecamatan, yakni Sindangkerta, Cililin, Batujajar, Padalarang, Rajamandala, dan Cipatat tenggelam tergenang air Waduk Saguling.
Kemudian sekitar 10.000 warga yang terdampak oleh pembangunan Waduk Cirata diikutkan dalam program transmigrasi di Sumatera dan Kalimantan Timur, serta program Perkebunan Inti Rakyat di Banten.