Telanjur cinta, Adananya melamar gadis itu ke ibunya. Tetapi ibunya tidak merestui karena malu Ardananya adalah raja dari Mataram sedangkan dirinya rakyat jelata.
Akibat tidak mendapat restu, si gadis cantik melarikan diri dari rumahnya ke arah Barat. Ardananya lalu mengejarnya.
Saat memasuki hutan belantara, gadis cantik itu terjerat tanaman belukar berduri hingga kakinya terluka dan meninggalkan jejak darah yang ditemukan Adananya.
Baca Juga: Persib Bandung Akan Melakukan Penambahan Kekuatan Pada Jendela Transfer di Tengah Krisis Pemain
Ardananya lalu mengikuti jejak bercak darah tersebut. Karena melihat banyak bercak darah, Adananya menamai daerah itu Cibeureum (beureum=merah).
Di tengah pengejarannya, Adananya dicegat seorang pemuda tampan yang bermaksud menolong si gadis cantik di sebuah bukit.
Disebutkan, pemuda tampan itu adalah Raden Singaperbangsa, Raja Galuh Kertabumi atau Dalem Tambakbaya yang gelarnya Adipati Kertabumi III.
Galuh Kertabumi, pada waktu itu pusat pemerintahannya berada di Liung Gunung, yang sekarang nama sebuah desa di Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya.
Pertarungan sengit adu kesaktian antara Adananya dengan Raden Singaperbangsa pun tak bisa dihindari di bukit itu.
Pertarungan antara Adananya dengan Raden Singaperbangsa tidak ada yang kalah dan menang. Akhirnya kedua lelaki itu sepakat melanjutkan kembali mengejar gadis cantik tersebut.