DESKJABAR - Keberadaan Air Tanjung di Kampung Cukang, Desa Tanjung, Kec Kawalu Kota Tasikmalaya dirasakan manfaatnya tidak hanya oleh warga yang berdekatan, tetapi juga para pedagang ketupat dan pedagang makanan lainnya yang ada di Kota Tasikmalaya.
Air Tanjung yang dikenal ke luar kota Tasik ini berasal dari mata air yang sudah ada sejak ratusan lalu. Tidak seperti air tawar lainnya, rasa Air Tanjung di Kampung Cukang ini berasa asin.
Di kawasan ini ada beberapa bak penampungan dengan kedalaman hampir dua meter, karena kadar garamnya yang cukup tinggi, pada permukaan air tampak endapan garam mengapung yang bila kita ambil tampak seperti bongkahan es.
Baca Juga: Hakim PN Bandung Kembalikan Berkas Perkara ke Kejari Alasan Sakit, Dilaporkan Ke Bawas MA
Air Tanjung saat ini dibeli orang untuk membuat Ketupat ataupun bahan campuran adonan untuk aneka gorengan seperti, Mendoan, Bakwan dan masih banyak lagi.
Konon Ketupat yang dibuat dengan Air Tanjung ini memiliki tingkat kekenyalan yang lebih bagus dibanding ketupat biasa.
Begitupula dengan bentuk dan fisiknya, Ketupat Air Tanjung bisa bertahan sampai tiga hari tanpa basi.
Sebagian pembuat ketupat di Tasikmalaya ada yang bisa membuat ketupat dengan Air Tanjung yang sanggup bertahan selama satu minggu.
Iman (42) salah satu pengurus yang mengelola air tanjung di Kampung Cukang, mengatakan bawah pada hari biasa paling sedikit 50 jerigen (satu jerigen berisi 25 liter) laku terjual.
Pembelinya kebanyakan para pembuat ketupat dan gorengan yang menggunakan Air Tanjung.
Para pembeli Air Tanjung datang dari Kota Tasikmalaya, Ciamis, Bogor bahkan Air Tanjung yang ada di Kampung Cukang ini sering dikirim ke Makassar.
Menurut Iman, Air Tanjung ini dikelola oleh Pengurus RW dan Karang Taruna, Taruna Karya 05 yang setiap harinya tak kurang dari beberapa pekerja membantu mengisi air ke jerigen dan sebagian lagi memasukkan ke kendaraan.
Iman sendiri mengaku tidak tahu persis kapan sumber air ini di temukan, seingatnya menurut beberapa sesepuh disini, pada tahun 1960an, banyak warga sekitar sudah menggunakan Air Tanjung.
Sumber Air Tanjung dtemukan secara tidak sengaja oleh beberapa hewan liar yang mencari minum ke hutan karena kehausan pada musim kemarau.
“Saat itu kawasan ini masih hutan dan sebagain terdapat batu cadas.
Melihat sumber air yang terus menerus keluar dan dimanfaatkan hewan untuk minum, beberapa orang mencoba sumber mata air tersebut,” ucap Iman.
Saat dicoba, sumber mata air ini berbeda dengan sumber mata air lainnya, rasanya memilik kadar garam yang lebih tinggi.
Salah seorang warga berinisiatif membuat leupeut (lontong) dengan menggunakan Air Tanjung, diluar dugaan rasa yang dihasilkannya jauh lebih enak dibandingkan leupeut yang menggunakan air biasa, lanjut Iman.
Dari leupeut kemudian warga lainnya berinisiatif membuat ketupat dengan menggunakan Air Tanjung. Hasilnya Ketupat memiliki tingkat kekenyalan dan rasa yang jauh lebih enak.
Sejak saat itulah banyak orang membuat ketupat dengan menggunakan Air Tanjung hingga sekarang.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan Keenam 3-4 September 2022, Ada Laga Big Match Manchester United Vs Arsenal
Iman juga menjelaskan dulu banyak orang yang datang ke tempat ini untuk mandi dengan Air Tanjung karena dipercaya sebagai obat gatal-gatal.
Namun sekarang bagi yang ingin mengobati gatal-gatal tak lagi bisa mandi disana, cukup membeli Air Tanjung dan mandi di rumah masing-masing.
Penjualan Air Tanjung mencapai puncaknya menjelang Idul Fitri dan Idul Adha, tak kurang dari 1.000 jerigen Air Tanjung habis terjual.
Air Tanjung yang ada di wilayah Cukang memiliki kadar asin yang lebih tinggi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa Air Tanjung mengandung pengawet alami. ***