Saat Idul Fitri, Ketupat Kenapa Dipasangkan dengan Opor Ayam tidak Dibikin Kupat Tahu?

- 7 Mei 2021, 12:29 WIB
Ketupat dan opor ayam, sajian khas Idul Fitri
Ketupat dan opor ayam, sajian khas Idul Fitri /Istimewa

DESKJABAR – Lebaran Idul Fitri 2021 sebentar lagi akan tiba. Itu berarti, hampir dapat dipastikan akan banyak kita jumpai hidangan khas lebaran di rumah-rumah seorang muslim, ketupat dan opor ayam.

Sejak ratusan tahun lalu, tepatnya sejak Abad ke-15, ketupat dan opor ayam memang menjadi pasangan yang tidak terpisahkan dari kuliner lebaran di kalangan mayarakat muslim Indonesia. Kehadirannya sudah lumrah, tidak aneh lagi.

Namun muncul pertanyaan, kenapa ketupat atau kupat (Sunda) di Hari Raya Idul Fitri selalu dipasangkan dengan opor ayam?. Kenapa  tidak dibikin kupat tahu saja misalnya, toh rasanya sama-sama enak dan sama-sama banyak penyukanya?.

Baca Juga: Kasus Suap Wali Kota Tanjungbalai: Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Dpanggil KPK Hari Ini

Tidak banyak literatur yang berhasil ditemui DeskJabar tentang hikayat kenapa di momen Hari Raya Lebaran ketupat dipasangkan dengan opor ayam. Yang jelas, ketupat dan opor ayam ternyata tak hanya sekadar cocok dari rasa saja, tapi ada kisah dan ada filosofi yang yang menyertainya.

Menurut travelling Chef Wira Hardiansyah, konon keterkaitan ketupat dan opor ayam berhubungan dengan kebiasaan orang Indonesia  yang sangat gemar dengan kebiasaan mencocokkan sesuatu sebagai tanda pengingat  atau “pangeling eling” yang dikaitkan dengan aspek kehidupan hablum minannaas (manusia dengan segala ciptaan Tuhan) dan hablum minallah (manusia dengan Tuhan).

Filosofi ketupat, kata dia, pada awalnya bernama kupat yang merupakan singkatan dari laku papat yaitu cipta (pikiran), rasa, karsa (sikap), dan karya (perbuatan) atau segala tindakan yang berhubungan dengan kehidupan diri sebagai manusia. Adalah Sunan Kalijaga yang merupakan orang pertama kali memperkenalkan ketupat Lebaran kepada masyarakat Jawa.

Baca Juga: Hindari 3 Kebiasaan Berbahaya bagi Kesehatan Selama Puasa di Bulan Ramadhan

Sementara filosofi opor, berasal dari ajaran konsep kehidupan yaitu “apura-ingapura” atau “ngapuro” yang berarti maaf memaafkan. Sedangkan Lebaran diambil dari kata leburan, yaitu peleburan dosa-dosa kita. Itulah kenapa ketupat dan opor selalu disandingkan pada saat hari raya.

Jika filosofi keduanya dicampurkan --ketupat dan opor-- maknanya meminta maaf atas segala kesalahan baik tindakan juga pikiran buruk atas sesuatu atau seseorang.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x