KASUS Bully Dinilai Korban Tidak Memiliki Tempat Berlindung yang Aman, Pemprov Jabar Jamin Maksimal

- 26 Juli 2022, 15:22 WIB
Ilustrasi kasus bully terhadap siswa SD asal Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat sampai sekarang masih terus bergulir. /Pixabay/geralt/
Ilustrasi kasus bully terhadap siswa SD asal Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat sampai sekarang masih terus bergulir. /Pixabay/geralt/ /

DESKJABAR – Kasus bully terhadap siswa SD asal Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat sampai sekarang masih terus bergulir.

Kini Pemprov Jabar jamin maksimal penanganan kasus bullying di Tasikmalaya, seperti diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jawa Barat) memastikan penanganan kasus bullying siswa SD di Kabupaten Tasikmalaya yang mengalami depresi dan meninggal setelah disuruh berbuat tak senonoh pada kucing, terus berjalan optimal.

Baca Juga: Kopda Muslimin Diburu, Perintahkan Bunuh Istrinya, Buat Skenario Perampokan, Santet, Dibayar Rp120 Juta

"Oleh karena itu, kami telah diinstruksikan oleh Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil untuk mengundang pejabat terkait dan masyarakat lainnya untuk membahas bullying di Kabupaten Tasikmalaya," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, di Gedung Sate Bandung.

Wagub Uu mengatakan, kepentingan Pemprov Jabar dalam hal ini adalah kepentingan khusus Gubernur Jabar terhadap masalah anak di Jabar, dan agar Pemprov Jabar jangan sampai tidak bertindak, memindahkan atau membiarkan begitu saja.

"Jangan sampai ini terjadi lagi, mengulangi hal-hal yang tidak diinginkan tentang anak-anak. Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi," kata Wakil Gubernur Uu.

Baca Juga: Ini Bukan Drama Korea, Tapi Kasus Pembunuhan Istri TNI, Pembunuhnya Dibayar Rp120 Juta

Sementara itu, hasil penelitian psikologi, bullying membawa pesan implisit bahwa agresi dan kekerasan adalah solusi yang dapat diterima oleh penindas.

Apakah pengganggu tumbuh dari agresi?

Beberapa pelaku intimidasi meninggalkan perilaku tersebut. Tapi banyak yang tidak.

Agresi adalah gaya interaksi sosial yang sangat stabil.

Banyak dari mereka yang menjadi pengganggu saat anak-anak berubah menjadi orang dewasa yang antisosial.

Yang jauh lebih mungkin daripada anak-anak yang tidak agresif untuk melakukan kejahatan, memukuli istri mereka, melecehkan anak-anak mereka, dan menghasilkan generasi pengganggu lainnya.

Baca Juga: Citayam Fashion Week Terkini, Ridwan Kamil Memberi Saran Baim Wong

Mengapa pengamat tidak menghentikan pengganggu?

Dikutip DeskJabar.com dari psychologytoday.com, penindas sering melakukan agresi mereka di depan audiensi teman sebaya, dan kehadiran audiens dapat meningkatkan rasa kekuatan pelaku intimidasi.

Tetapi para pengamat jarang menghentikan agresi (bullying); mereka mungkin sebenarnya menikmati tontonan itu.

Bahkan jika mereka tidak menyetujui situasinya, mereka mungkin tidak menyukai korban atau takut akan pembalasan oleh si penindas.

Bagaimana bullying merugikan orang lain?

Bullying menyebabkan banyak kerugian emosional bagi individu, dan menjadi korban bullying adalah alasan utama mengapa banyak anak muda putus sekolah.

Baca Juga: Jadwal Puasa Tasua dan Asyura, 9 dan 10 Muharram 1444 H, Bacaan Niat dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Bullying juga merugikan masyarakat luas dengan menciptakan sumber agresi dan kekerasan.

Mereka yang menggertak berada pada peningkatan risiko terlibat dalam perilaku kriminal sebagai orang dewasa.

Perundungan siber

Ketika kehidupan sosial anak muda telah berpindah ke internet, begitu pula intimidasi, dengan intimidasi elektronik menjadi masalah baru yang signifikan dalam dekade terakhir.

Sementara intimidasi dulu sebagian besar terbatas di sekolah, perangkat genggam di mana-mana memberi pengganggu akses konstan ke mangsanya.

Pelecehan dunia maya bisa sangat mengganggu karena sering kali dilakukan secara anonim; korban mungkin tidak tahu siapa pelakunya.

Bagaimana internet mengubah intimidasi?

Anonimitas cyberbullying menghilangkan banyak pengekangan pada kekejaman dan memperkuat keganasan agresi.

Lebih mudah untuk menimbulkan rasa sakit dan penderitaan pada orang lain ketika Anda tidak perlu menatap mata mereka.

Baca Juga: KISAH PILU SAKSI KASUS SUBANG, Menghilang, Dikorbankan Hingga Menjadi Tim SAR

Teknologi digital yang terus berkembang memungkinkan cara baru untuk menyebarkan informasi palsu tentang target.

Bagaimana pelaku intimidasi merugikan orang lain di internet?

Baik pelecehan langsung maupun agresi relasional berkembang pesat di internet.

Cyberbullies dapat menyebarkan rumor palsu dengan kecepatan viral di media sosial.

Mereka dapat secara salah meniru seseorang dan melakukan segala macam kerusakan atas nama orang lain.

Pelecehan seksual dan cyberstalking terutama menargetkan wanita.

Dan lama setelah perundungan aktif berhenti, informasi jahat dapat tertinggal di internet dan terus merugikan.

Mengapa cyberbullying begitu merusak?

Penindasan dunia maya sangat meresahkan dan sangat sulit untuk dilawan karena para korban sering kali tidak mengetahui siapa dalang di baliknya.

Selanjutnya tidak ada kesempatan bagi para pengamat untuk menyaksikan insiden dan berpotensi melakukan intervensi.

Tapi mungkin yang paling menyedihkan dari semuanya, itu tidak bisa dihindari dan tanpa henti, membuat para korban tidak memiliki tempat berlindung yang aman.

Seperti yang dialami pada kasus bully terhadap siswa SD di Singaparna, yang akhirnya meninggal karena depresi, yakni korban tidak memiliki tempat berlindung yang aman.***

 

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah