"Di saat bersamaan di bulan pertama, Yoris juga curiga dengan Yosef. Jadi semuanya saling mencurugai", ungkap ANjas di Thailand.
Yang mengejutkan, pada perkembangan selanjutnya Yoris yang berseteru dengan Yosef malah kemudian bersatu dalam satu naungan kuasa hukum yang sama (dengan Yosef) seolah ingin menunjukkan bahwa mereka tidak saling keterkaitan.
Perkembangan semakin aneh, setelah bersatu tiba-tiba Yoris memutuskan untuk tidak memakai pengacara, dan keluar dari tim kuasa hukum Yosef.
"Apakah itu (keputusan Yoris) merupakan satu indikasi bahwa ada sesuatu hal yang dinilai sangat mencurigakan atau ada langkah-langkah berikutnya atau manuver lainnya lagi yang sedang dipersiapkan?", kata Anjas di Thailand.
Tak pandang bulu
Terlepas dari manuver atau satatemen apa lagi yang akan muncul di kasus Subang, dr Hastry ahli forensik Polri menegaskan, pelaku pembunuh kasus Subang adalah seorang psikopat.
Seorang psikopat ungkap dr Hastry seringkali melakukan sesuatu yang di luar nalar, tidak pandang bulu dan tidak melihat siapa calon korbannya. Entah saudaranya, ibunya, adiknya, anaknya, atau siapapun.
"Dalam kehidupan atau pergaulan sehari-hari, psikopat itu tampaknya terlihat (berperilaku) baik-baik saja. Itu terjadi, karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna", kata dr Hastry.
Dokter Hastry juga mengungkapkan, atas dasar hasil otopsi kedua yang dilakukannya, ia tahu persis benda apa yang dipakai pelaku untuk membunuh kedua korban kasus Subang.
Hal itu dibeberkan Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti --demikian nama lengkapnya-- di kanal Youtube miliknya Hastry Forensik, yang diunggah Selasa 28 Juni 2022.***