Pengakuan Mengejutkan dr Hastry: Pembunuh Kasus Subang Psikopat, Sehari-hari Terlihat Baik

- 30 Juni 2022, 06:55 WIB
 Amalia Mustka Ratu alias Amel (kiri)  dan dr Hastry Purwanti (kanan). Dokter Hastry yang melakukan otopsi kedua dalam kasus Subang membeberkan pengakuan yang mengejutkan. Ia mengungkapkan pelaku pembunuh kasus Subang adalah seorang psikopat. Luka korban Tuti lebih parah dari Amel
Amalia Mustka Ratu alias Amel (kiri) dan dr Hastry Purwanti (kanan). Dokter Hastry yang melakukan otopsi kedua dalam kasus Subang membeberkan pengakuan yang mengejutkan. Ia mengungkapkan pelaku pembunuh kasus Subang adalah seorang psikopat. Luka korban Tuti lebih parah dari Amel /Instagram @amaliamustkaratu/Instagram @hastry_forensik/

DESKJABAR - Menjelang Polri memperingati HUT Bhayangkara ke 76, dr Hastry Purwanti yang melakukan otopsi kedua dalam kasus Subang membeberkan pengakuan yang mengejutkan.

Dokter Hastry yang merupakan ahli forensik Polri mengungkapkan, pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel yang menjadi korban kasus Subang adalah seorang psikopat.

Dokter Hastry juga menegaskan, atas dasar hasil otopsi kedua yang dilakukannya, ia tahu benda apa yang dipakai pelaku untuk membunuh kedua korban kasus Subang.

Hal itu dibeberkan Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti --demikian nama lengkapnya-- di kanal Youtube miliknya Hastry Forensik, yang diunggah Selasa 28 Juni 2022.

Baca Juga: 20 Link Twibbon HUT Bhayangkara ke 76 Tahun 2022: GRATIS, ELEGAN dan KEREN, Cocok untuk Medsos

Alasan dr Hastry menyimpulkan bahwa pelaku kasus Subang psikopat, berdasarkan luka-luka yang dia (pelaku) buat kepada korban Tuti dan Amel.

“Dan itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia (pelaku) secara kepribadian”, ujar Hastry.

Menurut  dr Hastry, berdasarkan hasil otopsi yang dilakukannya, sebenarnya ada perlawanan dari Amel. Namun melihat luka di tubuh kedua korban, pelaku kasus Subang mengindikasikan sangat membenci Tuti.

“Luka di bagian wajah ibu Tuti itu sangat atau lebih parah dari Amel”, jelas dr Hastry

Dokter Hastry menjelaskan, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang di luar nalar tidak pandang bulu, tidak melihat siapa calon korbannya.

“Entah itu (kepada) saudaranya, ibunya, adiknya, anaknya, sahabatnya atau siapapun tidak pandang dulu. Sekarang banyak seperti itu”, kata Hastry.

Dalam kehidupan atau pergaulan sehari-hari, psikopat itu tampaknya terlihat baik-baik saja. Itu terjadi, jelas dr Hastry karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna.

Sebaliknya kata Hastry, orang yang tidak terindikasi psikopat meski bertampang preman berwajah sangar namun hatinya kadang baik.

Baca Juga: REWARD 5 Senjata Paling Mematikan, Kode Redeem FF Free Fire 30 Juni 2022 Cepat Klaim GRATIS!

Dokter Hastry juga menjelaskan, perilaku psikopat itu bisa terjadi di antaranya karena dilahirkan dari keluarga yang tidak jelas atau salah asuh sehingga mekanisme pertahanan jiwanya rapuh.

Dengan pertahanan jiwanya yang rapuh itu,  mungkin ada keinginan  atau sesuatu  yang terpupuk  di luar kendalinya sehingga dia begitu marahnya begitu emosinya.

“Dia meluapkan dengan itu tadi menyakiti orang bahkan bisa membunuh. Dan itu saya dapat dari para pelaku. Kebetulan karena saya dokter forensik, selain memvisum korban kadang saya juga memvisum pelaku yang masih hidup”, ungkap dr Hastry.

Terkait kasus Subang karena ada dugaan pelakunya psikopat, kata dr Hastry penyidik sudah melakukan tes kesehatan, tes kebohongan dan tes kesehatan jiwa terhadap sejumlah saksi.

Alat yang dipakai membunuh

Dokter Hastry mengungkapkan, atas dasar hasil otopsi kedua yang dilakukannya, ia tahu benda atau alat apa yang dipakai pelaku untuk membunuh kedua korban kasus Subang.

Namun karena terbentur undang-undang, dr Hastry menjelaskan dirinya tidak bisa mengumumkan ke media atau ke masyarakat.

Sesuai undang-undang, lanjut Hastry, karena penyidik yang memintanya untuk melakukan otopsi kasus Subang, maka hasilnya juga harus diserahkan kepada penyidik tidak boleh ke siapapun.

Baca Juga: Malaysia Open 2022 Hari Ini 30 Juni, Jadwal, Jam Tayang, Wakil Indonesia yang Akan Tampil di Babak 16 Besar

"Dalam kasus Subang benda apa yang dipakai untuk membunuh korban, saya tahu tapi gak akan ngomong," ujar dr Hastry.

Dokter Hastry mengakui bahwa jika dalam satu kasus sampai terjadi dua kali otopsi, maka yang lebih banyak dipakai  itu hasil otopsi yang pertama karena yang kedua hanya melengkapi.

Namun begitu, hasil otopsi kedua dalam kasus Subang bisa juga menjadi alat bukti utama di pengadilan. Dan itu tergantung jaksa penuntut umum dan pembelanya  apakah cukup dari visum pertama atau butuh visum kedua.

“Dan nanti kalau kurang saya dipanggil juga untuk memberi keterangan ahli. Dan tugas kita bagaimana mempengaruhi yang mulia Pak Hakim untuk sesuai dengan visum yang kita buat”, ujar Hastry.

Pada podcast di kanal Youtube miliknya yang dipandu Anjas Asmara seorang akademisi yang sejak awal konsen mengawal kasus Subang, dr Hastry menolak jika penyelidikan kasus Subang disebut lemah.

“Bukan lemah, (tapi)  jujur dan terus terang dari awal penanganan mungkin pelan atau lambat seperti itu. Dan itu kita maklumin, tapi apapun itu kita (penyidik) pingin hasilnya bener-bener ilmiah”, kata Hastry.

Pasca melakukan otopsi kedua, dr Hastry mengaku tidak diam. Setiap saat sampai sekarang terus memberikan masukan kepada pimpinan terkait kasus Subang

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha: 6 Syarat Qurban Agar Diterima Allah

Tanpa diketahui media, Hastry  tak henti berjuang dengan caranya sendiri melakukan sesuatu untuk keadilan kasus Subang. Tapi diakauinya banyak hal hal yang mentok.

"Saya stres loh sebetulnya karena kasus Subang. Karena kan ibaratnya masyarakat atau keluarga korban berharap ke saya tapi saya belum memberikan yang terbaik. (Sebenarnya) tugas saya sudah selesai begitu aja. Namun selesainya belum terungkap”, kata Hastry.

Namun begitu dr Hastry mengajak dan  meminta masyarakat untuk tidak berhenti berharap dan selalu berdoa kepada yang Maha Kuasa agar kasus Subang cepat terungkap.

“Jangan berhenti berharap dan berdoa. Dengan doa kemudahan bisa turun untuk kasus ini. Dan saya percaya kepada temen-temen penyidik yang masih bekerja keras”, pungkas Hastry.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: YouTube Hastry Forensik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah