DESKJABAR – Jumlah pasokan ternak sapi kurban untuk Idul Adha 1443H/2022 di Jawa Barat, termasuk Bandung, diperkirakan cukup, walau masih terjadi serangan PMK (penyakit mulut dan kuku).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Arifin, melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet, Supriyanto, di Bandung, kepada DeskJabar, Kamis, 8 Juni 2022, mengatakan, bahwa pasokan sapi sehat untuk qurban ke Jawa Barat terus mengalir.
Disebutkan, sejumlah pasokan sapi potong yang sehat untuk Jawa Barat diperoleh dari Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), juga masih ada wilayah-wilayah yang tak ada kasus PMK di Jawa Timur.
Baca Juga: Pangandaran, Kesaksian Anggota SAR Soal Tempat Banyak Jin, Waspada Jika Melintas
Pada sisi lain, kata Supriyanto, pasokan sapi potong dari Jawa Barat pun juga masih berjalan, apalagi banyak yang sembuh dari PMK.
Supriyanto juga mengatakan, bahwa sebenarnya disarankan, bahwa ternak-ternak sapi potong itu agar ada pengaturan waktu pengiriman dan penjualan.
Tetapi, harus diamankan dahulu lalu dijual secara bersamaan mendekati Idul Adha. Tujuannya, memperpendek waktu potensi ada yang tertular PMK selama penyimpanan.
Baca Juga: Menteri Pertanian : PMK tidak Berbahaya Bagi Manusia, Walau Ada Wabah di Gresik, Jawa Timur
Soal sapi-sapi yang sembuh PMK di Jawa Barat, disebutkan, jumlahnya selama 32 hari terakhir mencapai 2.209 ekor dari yang terduga terkena sekitar 8.676 ekor.
“Jumlah yang sembuh itu secara hitungan adalah besar, yaitu 1,38 persen,” ujar Supriyanto.
Disebutkan, bahwa PMK juga menyerang ternak sapi di Jawa Barat, baik peranakan impor maupun lokal, baik sapi potong maupun perah.
Baca Juga: Jika KASUS SUBANG Selesai, Danu Ingin Menjadi Ustadz ? Misteri Pembunuhan Jalancagak
Menurut Supriyanto, bahwa sapi-sapi jenis potong lebih banyak yang dapat disembuhkan, namun kini yang banyak terserang adalah sapi perah.
“Secara ketahanan pangan, PMK belum mengganggu namun sangat mengganggu perekonomian para peternak, terutama sapi perah,” terang Supriyanto.
Akibat tertular PMK, dikatakan, produktivitas sapi perah turun sampai 80 persen. Dari semula rata-rata 14-17 liter/ekor/hari, menjadi 3-4 liter/ekor/hari.
Baca Juga: BONGKAR KASUS SUBANG, Misteri Mobil Yaris Sempat Dibawa Kemana dan Dipakai Apa
Mengapa di Jawa Barat sejumlah ternak sapi ikut tertular PMK, dikatakan Supriyanto, lebih banyak karena tertular dari lalu-lintas asal provinsi lain, apalagi pengiriman melalui jalan tol cenderung minim pemeriksaan.
Kemudian, ternak-ternak sapi itu tercampur pada kandang. Sedangkan di Jawa Barat, kultur usaha beternak sapi cenderung tidak ada pembedaan zonasi, antara sapi potong dan sapi perah.
Ada pun PMK yang menulari ternak sapi perah di Jawa Barat, umumnya terjadi pada wilayah-wilayah kultur usaha itu, yaitu di Sumedang, Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. ***