“Jumlah yang sembuh itu secara hitungan adalah besar, yaitu 1,38 persen,” ujar Supriyanto.
Disebutkan, bahwa PMK juga menyerang ternak sapi di Jawa Barat, baik peranakan impor maupun lokal, baik sapi potong maupun perah.
Baca Juga: Jika KASUS SUBANG Selesai, Danu Ingin Menjadi Ustadz ? Misteri Pembunuhan Jalancagak
Menurut Supriyanto, bahwa sapi-sapi jenis potong lebih banyak yang dapat disembuhkan, namun kini yang banyak terserang adalah sapi perah.
“Secara ketahanan pangan, PMK belum mengganggu namun sangat mengganggu perekonomian para peternak, terutama sapi perah,” terang Supriyanto.
Akibat tertular PMK, dikatakan, produktivitas sapi perah turun sampai 80 persen. Dari semula rata-rata 14-17 liter/ekor/hari, menjadi 3-4 liter/ekor/hari.
Baca Juga: BONGKAR KASUS SUBANG, Misteri Mobil Yaris Sempat Dibawa Kemana dan Dipakai Apa
Mengapa di Jawa Barat sejumlah ternak sapi ikut tertular PMK, dikatakan Supriyanto, lebih banyak karena tertular dari lalu-lintas asal provinsi lain, apalagi pengiriman melalui jalan tol cenderung minim pemeriksaan.
Kemudian, ternak-ternak sapi itu tercampur pada kandang. Sedangkan di Jawa Barat, kultur usaha beternak sapi cenderung tidak ada pembedaan zonasi, antara sapi potong dan sapi perah.
Ada pun PMK yang menulari ternak sapi perah di Jawa Barat, umumnya terjadi pada wilayah-wilayah kultur usaha itu, yaitu di Sumedang, Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. ***