DESKJABAR - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengungkapkan, pencarian dan identifikasi dengan menggunakan data-data ilmiah di kasus Subang sudah maksimal.
Benny Mamoto juga menegaskan bahwa pendekatan secara scientific, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel, sudah dilakukan secara optimal.
“Karena kami juga berdiskusi dengan kapuslabfor, dengan jajarannya membicarakan bagaimana sih penanganan kasus ini (kasus Subang)”, ujar Benny Mamoto.
Benny membeberkan, beberapa DNA telah ditemukan di TKP kasus Subang. Namun yang menjadi permasalahan, jelas dia, penyidik tidak memiliki data pembanding.
Baca Juga: TERBONGKAR FOTO BANPOL PALSU, Gerombolan Pembunuh Kasus Subang Mulai Panik
Baca Juga: ELON MUSK dan Bill Gates akan Terbang ke Bali untuk Pertemuan B20 Bulan November 2022
Hal itu diungkapkan Benny Mamoto dalam sebuah program Aiman yang cuplikannya ditayangkan ulang oleh Anjas Asmara di kanal Yotube miliknya, Anjas di Thailand pada 16 Mei 2022 pekan lalu.
Meski tidak ada pembanding, apakah DNA yang ditemukan di TKP kasus Subang itu bisa menjadi petunjuk? Menurut Anjas Asmara, akademisi dan dosen yang kini bermukim di Thaialnd, DNA bisa menjadi petunjuk.
DNA yang merupakan singkatan dari bahasa Inggris deoxyribonucleic acid, adalah salah satu jenis asam nukleat yang memiliki kemampuan pewarisan sifat.
Anjas mendapat informasi dari seratus lebih saksi kasus Subang yang telah diperiksa dan dimintai keterangan oleh penyidik , sekitar 70% sudah diambil DNA-nya dan tersimpan di bank DNA.