Alasannya, menurut kabar yang beredar di media massa, kejadian kasus Subang terjadi sekitar jam 12 malam hingga jam 6 pagi. Waktu selama 6 jam untuk sebuah kasus pembunuhan merupakan hal yang tidak lazim.
Jam 6 pagi tersebut, berdasarkan sejumlah saksi yang melintas di jalan di depan TKP, yang menyaksikan pada pagi itu ada gerakan dari mobil Alphard hitam milik almarhum.
“Karena biasanya satu kejahatan pelaku akan berusaha mempercepat tindakannya dalam rangka untuk kabur dari pandangan masyarakat,” ujarnya.
“Tetapi para pelaku di kasus Subang ini, mereka seperti tenang-tenang saja. Menguasai lapangan, tahu di sana tidak akan ada orang yang masuk, tidak ada orag yang bakal melihat, dan tahu kapan orang keluar masuk,” paparnya menambahkan.
Dengak keganjilan ini, memunculkan pertanyaan siapa eksekutornya,dalang, atau orang-orang yang membantu di kasus Subang tersebut, sehingga mereka sangat memahami betul kondisi sekitar TKP.
“Kalau misalnya eksekusi dilakukan jam 2 sampai jam 5 pagi, tidak usah menunggu sampai jam 6,” ujarnya.
Baca Juga: Mulai Rabu 26 Januari 2022, Rute Penerbangan Susi Air Dari Nusawiru Pindah Ke Pondok Cabe
“Karena jam 6 pagi masih ada gerakan mobil Alphard. Padahal jam 6 di wilayah situ sudah muncul matahari. Kalau sudah terang akan banyak orang lalu lalang,” tambahnya.
Atau apakah hal ini karena ketenangan para pelaku ataukah sebuah keteledoran yang membuat eksekusi berjalan cukup lama.