“Kejadian tersebut dianggapnya sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses pecah bintangnya . Maka kemudian dia mengambil langkah pendek tersebut. Itu dugaan motif yang pertama.” ujar pria yang mendapat Master Psikologi Kriminal dari The Manchester Metropolitan University tersebut menjelaskan.
“Saat kejadian kan dia sedang bersama-sama dengan bawahannya yang bukan bawahan langsung karena beda satuan. Sudah bukan anak buahnya langsung, pangkatnya juga berbeda jauh dengan dia. Jadi dia merasa harus menunjukkan suatu ketegaran di depan anak buah. Itu memang jeleknya orang yang ingin terlihat hebat di mata anak buah dan memaksakan powernya kepada anak buah,” ujarnya lagi.***