Wujudkan Masyarakat Pangandaran Siaga Tsunami, BMKG Bandung Gelar Sekolah Lapang Geofisika

- 22 Maret 2021, 13:18 WIB
Sekolah Lapang Geofisika di  wilayah Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Aula Kantor Desa Pananjung, Pangandaran, Senin, 22 Maret 2021.
Sekolah Lapang Geofisika di wilayah Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Aula Kantor Desa Pananjung, Pangandaran, Senin, 22 Maret 2021. /Desk Jabar/Muslih Suprianto/
 
DESKJABAR - Sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat terkait bencana alam di wilayah Pangandaran terutama bencana gempa bumi dan tsunami, BMKG Bandung melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang Geofisika di Pangandaran, Jawa Barat, Senin, 22 Maret 2021.
 
Kegiatan itu juga bertujuan mewujudkan masyarakat Pangandaran yang siaga tsunami yang diakui secara internasional. Ini penting karena Pangandaran merupakan wilayah yang termasuk mempunyai potensi yang tinggi terjadinya gempa bumi dan tsunami.
 
Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata membuka secara resmi Sekolah Lapang Geofisika. Ia berharap BMKG membantu peningkatan kapasitas masyarakat Pangandaran supaya tangguh terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.
 
 
"Kami berharap BMKG dapat membantu sarana dan prasarana yang diperlukan untuk warning tsunami," katanya
 
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, Jawa Barat termasuk Pangandaran merupakan wilayah "market bencana" termasuk bencana gempa bumi dan tsunami.
 
Untuk itu, BMKG Bandung akan terus ambil bagian dalam peningkatan kapasitas masyarakat Jawa Barat termasuk masyarakat Pangandaran melalui edukasi, simulasi, peningkatan sarana dan prasarana untuk mitigasi.
 
"Tentunya bersama semua stakeholder yang ada di Pangandaran sehingga masyarakat Pangandaran menjadi masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana," ucapnya.
 
 
Menurut dia, wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, serta Lempeng Indo-Australia. Konsekuensinya, wilayah Indonesia menjadi wilayah yang sangat tinggi tingkat aktivitas gempa buminya.
 
"Termasuk wilayah Jawa Barat, yang berhadapan langsung dengan subduksi selatan Jawa, merupakan yang cukup tinggi aktivitas kegempaannya," ujar Teguh.
 
Sumber gempa bumi di Jawa terdiri atas dua sumber yaitu di lautan, tepatnya di subduksi Selatan Jawa Barat, yang berjarak sekitar 200 km dari pantai. Sumber kedua adalah sumber gempa bumi yang ada di daratan berupa patahan atau sesar.
 
 
Patahan yang ada di wilayah Jawa Barat yang sudah teridentifikasi yaitu, Patahan Citarik, Patahan Cimandiri, Patahan Lembang, Patahan Garsela, Patahan Cipamingkis, dan Patahan Baribis. 
 
'Patahan-patahan tersebut sangat berbahaya karena jaraknya sangat dekat,  pusat gempa buminya sangat dangkal, serta di atasnya terdapat aktivitas manusia," tuturnya.***

Editor: Samuel Lantu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah