Usaha Penggilingan Padi di Jabar Banyak Tutup akibat Kesulitan Pasokan Gabah

10 Januari 2024, 16:51 WIB
Usaha penggilingan padi di Pandeglang, Banten sudah menggiling, sementara di Jawa Barat banyak yang masih tutup. /Facebook Kyai Sendokan

DESKJABAR – Usaha penggilingan padi di Jabar mengalami kondisi banyak tutup sampai Januari 2024. Kondisi demikian sebagai dampak mundurnya musim tanam usaha pertanian padi, akibat el nino alias kekeringan dan kondisi gagal tanam pada September-Oktober 2023.

Lebih dari setengahnya unit-unit penggilingan padi di Jawa Barat (Jabar) belum dapat melakukan aktivitas. Diperkirakan, menjelang April 2024, mayoritas usaha penggilingan padi di Jawa Barat kembali dapat beraktivitas jika musim panen sudah diperoleh.

Diketahui, musim tanam padi di Jawa Barat baru dapat dilakukan pada Januari 2024, dari seharusnya musim hujan September-Desember 2023. Tetapi karena dampak el nino, curah hujan belum dapat diandalkan sampai Desember 2023, hanya sebagian kabupaten yang masih bisa menanam padi.

Baca Juga: Kejar target Produksi Padi 11 Juta Ton Tahun 2024, Jawa Barat Optimalkan Pola Tanam Pertanian

Berebut pasokan gabah

Sekretaris Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia) DPD Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, Rabu, 10 Januari 2024, membenarkan kabar sampai Januari 2024 ini banyak penggilingan padi yang tutup. Kondisi ini kebanyakan dialami pengilingan kecil dan menengah dengan merata di seluruh Jawa Barat.

Dalam kondisi panen padi hanya ada pada sebagian kabupaten di Jawa Barat, berbagai gabar dihasilkan langsung diborong penggilingan-penggilingan padi yang besar karena modalnya kuat. Bahkan, penggilingan padi besar aktif mencari pasokan gabah untuk memenuhi kapasitas produksinya.

“Total penggilingan padi skala menengah dan kecil di Jabar jumlahnya ada 17.000-an. Jumlah penggilingan yang tidak aktif dan tidak beroperasi hampir 60 %, kebanyakan .skala kecil dan hampir merata di setiap daerah,” ujar Muchlis Anwar.

Kondisi demikian, menurut Muchlis Anwar, berimbas pula pada 12 daerah sentra padi di Jawa Barat. Yang paling mengalami dampak, adalah Indramayu, Cirebon, Karawang, Subang, Majalengka, Banjar Ciamis, Tasikmalaya, Garut, serta daerah lainnya.

Baca Juga: Kejar Target Produksi Padi 2024, Penyuluhan Pertanian Secara Tatap Muka Masih Efektif di Jawa Barat

Petani gelisah

Sementara itu, para petani tanaman pangan dikabarkan gelisah menghadapi musim tanam Januari 2024 ini. Walau mereka rata-rata sudah ingin menanam, namun masih ada kekhawatiran soal ketersediaan pupuk bersubsidi yang mencukupi, walau kini ditebus hanya menggunakan KTP.

Kabiro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan, bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperoleh gambaran kegelisahan para petani di Indonesia, yang meminta kepastian ketersediaan pupuk bersubsidi.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi yang ada akan mencukupi sampai Maret 2024. Perhitungannya, total target tanam seluas 6,3 juta hektare maka pupuk yang dibutuhkan 2,4 juta ton.

Digambarkan, pada Januari-Februari 2024, menjadi momen penting bagi semua petani padi dalam musim tanam. Kementan menilai kebutuhan pupuk sangat krusial, sehingga terus dimonitor dan diupayakan harus tercukupi. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler