ANCAMAN Sesar Lembang, Potensi Kerusakan dan Kerugian Ekonomi yang Harus Ditanggung Kota Bandung

10 Januari 2024, 07:52 WIB
Ancaman tersembunyi Sesar Lembang bisa menyebabkan kerugian secara ekonomi triliunan rupiah yang harus ditanggung Kota Bandung. /destinasibandung.co.id/

DESKJABAR – Setelah terjadi gempa Sumedang di penghujung tahun 2023, keberadaan Sesar Lembang kembali menjadi pembicaraan hangat karena patahan ini diprediksi akan memiliki dampak cukup besar jika dilihat secara ekonomi yang harus ditanggung Kota Bandung dan sekitarnya.

Setiap terjadi gempa yang berdampak kerusakan besar yang terjadi di Jawa Barat, khususnya yang terjadi di sekitar Bandung, maka keberadaan Sesar Lembang menjadi perbincangan hangat.

Baca Juga: SELAIN Tol Getaci, Inilah Daftar Tol di Jawa Barat yang akan Dilelang Tahun 2024, Salah Satunya Tol Dalam Kota

Saat gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 yang menewaskan ratusan warga, demikian pula saat gempa Sumedang yang baru saja terjadi, maka kemudian orang-orang mengkhawatirkan ancaman Sesar Lembang.

Kekhawatiran ancaman Sesar Lembang sangat dimungkinkan, mengingat aktivitas patahan ini berpotensi menimbulkan gempa berkekuatan magnitude 6,5 hingga 7. Kekhawatiran utama lainnya adalah karena padatnya populasi di wilayah-wilayah yang dilewati garis Sesar Lembang serta di wilayah-wilayah yang dekat dengan patahan tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Bandung pada 2021 sebanyak lebih dari 2,5 juta. Sedangkan penduduk Kabupaten Bandung Barat dimana sejumlah wilayah berada di jalur Sesar Lembang, jumlahnya mencapai lebih dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2022.

Karakteristik dan Potensi Kerusakan

Mengutip dari maipark.com, hasil interpretasi kelurusan dari citra Lidar dan SRTM memperlihatkan adanya kelurusan Sesar lembang yang berarah barat-timur. Secara morfologi Sesar Lembang ini terekspresikan sebagai gawir sesar (fault scrap) dengan dinding gawir menghadap ke arah utara. Bagian

Sesar Lembang yang dapat dilihat, baik dari peta topografi terutama dari foto udara ataupun citra satelit, mempunyai panjang 20 km.

Baca Juga: 800 Ribu Lebih Konten Judi Online Diblokir Kemenkominfo, Terbaru Platform X Kena Tegur Keras

Namun para pakar lain menyebutkan, Sesar Lembang memanjang dari sebelah barat yang merupakan pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor yang kira kira memiliki jarak sekitar 29 Km.

Walaupun sebagian kalangan masih beranggapan bahwa Sesar Lembang bukan merupakan patahan yang aktif, bukti ilmiah menunjukkan hal sebaliknya. Dalam laporan Meilano tahun 2009, pengamatan geodetik membuktikan bahwa sesar Lembang adalah sesar aktif, pergerakannya didominasi mekanisme sesar geser mengiri dengan kecepatan 3 mm/tahun

Pengamatan kegempaan dengan menggunakan jaringan stasiun pengamatan gempa milik BMKG yang berada di sekitar Lembang juga menunjukkan aktivitas kegempaan yang membuktikan bahwa Lembang merupakan sesar aktif; pernah bergerak dalam 10.000 tahun terakhir.

Kota Bandung terletak pada basin (cekungan) dengan sedimen yang memiliki kecepatan rambat gelombang geser yang rendah. Gelombang gempa dapat mengalami penguatan ketika melalui medium yang memiliki sifat seperti ini, sehingga efek kerusakan yang ditimbulkan dapat menjadi lebih besar di bandingkan medium yang menghantarkan gelombang geser dengan lebih cepat.

Berbagai penelitian dan simulasi dampak kerusakan akibat aktivitas Sesar Lembang pernah dilakukan. Jika gempa magnitudo 6.8 dari hasil penelitian paleoseismologi digunakan sebagai parameter skenario maksimum untuk gempa yang berasal dari Sesar Lembang, maka sebaran dari kekuatan guncangan berdasarkan salah satu persamaan atenuasi.

Sebagian besar kota Bandung diperkirakan akan mengalami percepatan puncak sekitar 0.21 – 0.25 g atau setara dengan MMI VI-VII. Bangunan dengan desain dan konstruksi yang sangat baik diperkirakan tidak akan mengalami kerusakan yang berarti.

Baca Juga: BMKG Peringatkan, Kota Besar di Indonesia Agar Waspada Potensi Hujan Petir Hari Ini: INI DAFTARNYA!

Sementara bangunan dengan konstruksi standar diperkirakan dapat mengalami kerusakan ringan hingga tingkat kerusakan sedang. Namun bangunan dengan konstruksi yang buruk dapat mengalami kerusakan berat

Dengan potensi kerusakan seperti itu, banyak pula pakar yang telah melakukan penelitian mengenai dampak kerugian ekonomi di Kota Bandung akibat dampak Sesar Lembang.

Beberapa penelitian mengenai potensi kerugian dari kerusakan bangunan di kota Bandung akibat gempa sesar Lembang dengan skenario maksimal (M6+) memberikan estimasi kerugian sebesar kurang lebih Rp 4 triliun.

Berdasarkan peta tata guna lahan, 52% dari luas total kota Bandung yang mencapai 88 km2 adalah bangunan. Jika asumsi harga bangunan rata-rata per meter persegi sebesar Rp. 3,574,223.64 (Dinas Pekerjaan Umum,2014), maka estimasi nilai bangunan di kota Bandung dapat mencapai Rp 314.7 triliun rupiah.

Estimasi kerugian sebesar Rp 4 triliun rupiah atau hanya sekitar 1.3% dari nilai total dinilai terlalu kecil untuk skala VI-VII MMI.

Penelitian terakhir mengenai potensi kerugian kerusakan bangunan akibat gempa dengan skenario maksimum di sesar Lembang yang mana menggunakan estimasi nilai eksposur total sebagaimana disebutkan di atas, memberikan perkiraan kerugian rata-rata sebesar Rp  61 triliun dengan standar deviasi ±  Rp 20.93 triliun. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler