Tol Cipali Sebabkan Hama Tikus pada Pertanian di Indramayu, Waspada Cisumdawu Sumedang dan Majalengka

13 November 2023, 08:15 WIB
Suasana jalan tol Cisumdawu melintasi Sumedang, pagi hari. Diwaspadai munculkan hama tikus di Sumedang dan Majalengka, setelah tol Cipali di Indramayu. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Keberadaan jalan tol Cipali berdampak munculkan banyak serangan hama tikus pada pertanian padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kondisi ini munculkan kewaspadaan kejadian serupa pada tol Cisumdawu di Sumedang dan Majalengka. 

Pihak Kementerian Pertanian memperoleh banyak informasi keluhan dari kalangan petani padi di Indramayu. Sejak jalan tol Cipali dibangun dan beroperasi, serangan hama tikus pada lahan pertanian padi di Indramayu, menjadi bermunculan, bahkan kabarnya sampai ke Kertajati, Majalengka.

Dr Indro Gunawan dari Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, di Bandung, baru-baru ini mengatakan, terkait keluhan dari petani atas bermunculannya hama tikus dari tol Cipali diperoleh dari banyak petani di Indramayu. Kementerian Pertanian melakukan pengecekan dan ternyata benar.

Baca Juga: Gerbang Tol Pamulihan Cisumdawu Sumedang Munculkan Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian

Gambaran kondisi

Disebutkan Indro Gunawan, bermunculannya hama tikus dari tol Cipali, terutama dari saluran gorong-gorong di sepanjang jalan tol. Dari pengamatan, ada sejumlah ruas yang terlihat kurang optimal antisipasi dampaknya terhadap kawasan pertanian di sekelilingnya.

“Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama pihak-pihak terkait, apalagi Kabupaten Indramayu merupakan lumbung pangan pertanian padi nasional. Serangan hama tikus berdampak gangguan produksi padi, padahal pemerintah sedang menggenjotnya,” ujar Indro Gunawan, pada Diskusi Publik Penyusunan Naskah Akademik Raperda tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik di Daerah Jawa Barat, di Bandung, 2 November 2023.

Pembangunan infrastruktur jalan tol, diketahui membantu masyarakat dalam kelancaran lalu lintas, termasuk tol Cipali dan tol Cisumdawu. Namun karena munculkan dampak banyaknya hama tikus yang bersarang di saluran irigasi jalan tol, membuat kalangan usaha pertanian menjadi terganggu.

 

Atas terjadinya bermunculan hama tikus dampak jalan tol Cipali yang melintasi Indramayu, kalangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat pun mewaspadai kejadian serupa muncul pula dari dampak jalan tol Cisumdawu. Daerah yang menjadi rawan adalah Sumedang dan Majalengka.

Baca Juga: Terowongan Tol Cisumdawu Sumedang, di Atasnya Banyak Kuburan

Diketahui, jalan tol Cisumdawu juga melintasi kawasan subur pertanian di Sumedang dan Majalengka. Salah satu kewaspadaan utama adalah Kertajati Majalengka yang terdapat Bandara Internasional Kertajati. Selama ini Kertajati sudah dikenal kawasan akut hama tikus dan populasi ular kobra.

Sebagai gambaran, keluhan banyak petani soal bertambahnya serangan hama tikus di Kertajati, Majalengka, sudah disampaikan kepada Kementerian Pertanian serta Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, ketika kegiatan gropyokan hama tikus, pada awal September 2021.

Ketika itu, banyak petani menyampaikan, bahwa salah satu pemicu ledakan hama tikus di Kertajati Majalengka, adalah efek berantai dari jalan tol Cipali karena lokasinya berdekatan. Para petani menyebutkan, bahwa hama tikus terus bertambah dengan sumber dari tol Cipali.

Musim tanam

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus mematangkan rencana peningkatan produksi padi di masa tanam I Oktober 2023-Maret 2024. Mentan kali ini meminta seluruh pejabat tinggi kementan turun ke lapangan melakukan pendataan dan mempersiapkan kebutuhan masa tanam.

“Tidak ada waktu hari libur. Saya minta dari hari Jumat kemarin semua turun lapangan. Kumpulkan data calon petani dan lahan yang siap ditanami. Musim hujan sudah tiba. Tidak ada waktu lagi menunggu,” tegas Amran di Jakarta, Sabtu, 11 November 2023.

Amran menjelaskan kebutuhan data valid sangat penting untuk menunjang data dukung pengajuan anggaran tambahan 5,8 trillun yang akan diberikan oleh kementerian keuangan. Data ini nantinya memastikan kesesuaian petani dan lahan terhadap kebutuhan benih, pupuk, alsintan serta kebutuhan teknis lainnya.

Baca Juga: Kertajati, Majalengka, Diantara Bandara dan Masa Depan Pertanian Pangan, Ini yang Bakal Terjadi

“Saya ingin semua sesuai dan tentu tetap cepat disiapkan. Anggaran tidak bisa menunggu tahun berganti karena musim tanam telah tiba. Bila tidak, akan jadi masalah dengan produksi beras kita. Kita ingin 2025 kita sudah tidak impor beras lagi,” tambahnya.  

Menurutnya, 10 provinsi utama penghasil beras dan jagung perlu didukung dengan maksimal, agar potensi wilayah tersebut menjadi optimal, misalnya wilayah yang sudah mampu tanam dua kali setahun perlu didorong mampu tiga kali dengan dukungan teknis yang memadai. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler