DESKJABAR – Ramainya perhatian publik dalam pengusutan kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang, 2021, Jawa Barat, munculkan aneka analisa menarik. Salah satunya, adalah mengapa kasus Subang baru terungkap lewat dari dua tahun, ada dugaan penyebab.
Pengusutan kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (22), yang merupakan ibu dan anak, menjelang rekonstruksi kasus ini. Sebagian tersangka sudah dihadirkan oleh polisi ke tempat kejadian perkara (TKP) pada rumah di Ciseuti, Jalancagak, Subang, baru-baru ini untuk pra rekonstruksi.
Sangat banyak orang menyaksikan kembali olah TKP ulang dan pra rekonstruksi kasus Subang 2021, menunjukan sebagian dari besarnya perhatian publik pada kasus ini. Setelah lewat dua tahun kejadian, misteri siapa pelaku pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang akhirnya terkuak.
Baca Juga: Warung di Samping TKP Kasus Subang 2021, Berpotensi Jadi Tujuan Wisata Kuliner di Jalancagak
Perkiraan penyebab
Ada juga perhatian sejumlah publik pemerhati kasus Subang 2021, mengapa kasus ini baru terkuak setelah dua tahun lewat kejadian alias setelah waktu lama. Benarkah hanya ditentukan berdasarkan pengakuan salah seorang saksi, yaitu D yang kemudian ikut menjadi tersangka, bersama empat orang lainnya.
Heri Susanto, salah seorang pemerhati kasus Subang, mewawancarai praktisi hukum asal Subang, Endang Supriadi yang juga Ketua Peradi Subang, seputar pandangannya terkait urusan para tersangka pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang. Termasuk soal mengapa polisi kesulitan menguak kasus Subang 2021.
Endang memperkirakan, para pelaku kasus Subang ini berasal dari lingkungan keluarga dan orang-orang dikenal. Gambaran dugaan ini mirip dengan prediksi sejumlah pemerhati kasus Subang, maupun publik yang mengamati kasus ini. Dan ternyata ada lima tersangka masih keluarga dan orang dikenal.
Soal mengapa kasus Subang 2021 baru terungkap lewat dari dua tahun kejadian, menurut Endang, salah satu penyebab utama adalah dugaan terjadinya pengrusakan TKP di Ciseuti Jalancagak, Subang. Pada sisi lain, polisi pun harus memperoleh alat bukti yang akurat untuk membongkar kasus ini.
Menurut Endang, selain soal pengakuan dari tersangka, pihak polisi juga menggunakan dua alat bukti dalam mengusut kasus Subang ini. “Jika ada tersangka yang mengaku, akan membuka jalan bagi polisi untuk mencari apakah ada lagi sejumlah pelaku lain,” ujarnya.
Baca Juga: KASUS SUBANG 2021, Ada Foto Rumah TKP Zaman Dulu, Tergambar Suasana Kehidupan Keluarga Itu
Tetapi pada kasus Subang ini, Endang memperkirakan, polisi harus lebih kerja keras lagi dalam menguaknya. Faktor TKP di Ciseuti Jalancagak, yang sudah rusak, seperti sudah dirancang oleh pelaku. “Ini mengindikasikan bahwa ini memang merupakan pembunuhan berencana,” kata Endang.
Kemudian Endang melihat soal indikasi penghilangan jejak, apalagi jika melibatkan oknum penegak hukum. Tetapi diyakini kasus ini semakin terbuka, dimana pihak Polda Jabar dan Bereskrim Polri diduga sudah “mengantongi” berbagai bukti penting pada kasus Subang ini.
“Yang patut dicurigai, apakah pada kasus Subang ini sebenarnya ‘ada main’ dengan sejumlah petinggi penting ? Tersangka harus berani membeberkan seluruhnya, tanpa takut terintimidasi,” ujar Endang pada YouTube Heri Susanto, BEGINI TANGGAPAN PRAKTISI HUKUM SUBANG MENGENAI PENETAPAN TSK#kasussubang, diunggah Selasa, 7 November 2023.
Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu tewas karena pembunuhan pada rumah TKP di Ciseueti Jalancagak, Subang, 18 Agustus 2021. Mayat mereka ditemukan tewas pada bagasi mobil Toyota Aphard pada halaman rumah tersebut.
Lima tersangka pada kasus Subang ini, yaitu Y (suami Tuti dan ayah Amalia) dan D (kerabat) sudah ditahan. Sedangkan M (istri kedua Y), A dan A (anak M) masih dikenai wajib lapor dan didalami oleh polisi. ***