FAKTA FAKTA KASUS SUBANG, Kenapa Penyidik Lambat Ungkap Kasus Pembunuh Ibu dan Anak

13 Mei 2022, 21:56 WIB
Lokasi TKP pembunuh ibu dan anak anak di Subang Jawa Barat, inilah fakta fakta kenapa penyidik lambat mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat. /DeskJabar/ Yedi Supriyadi/

DESKJABAR- Fakta fakta kasus Subang, kenapa penyidik lambat mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Sejumlah fakta fakta ditemukan dan ternyata menjadi kendala bagi penyidik untuk mengungkapkan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang secara cepat.

Penyidik lambat mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat karena banyak kendala.

Baca Juga: Kasus Subang Belum Terkuak, Pelaku Begitu Profesional? Terduga Lebih Dari 1, Muda Usia, dan Masih Berkeliaran

Inilah fakta fakta kasus Subang yang membuat penyidik lambat mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Sudah lebih dari 9 bulan sejak peristiwa pembunuh Tuti Suhartini (ibu) dan Amelia Mustika Ratu alias Amel (anak) pada 18 Agustus 2021.

Sampai saat ini pihak kepolisian masih belum berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang dan apa motif di balik kasus Subang tersebut.

Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol Purn Benny Mamoto menjelaskan jika sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan dalam pengungkapan kasus Subang.

Benny Mamoto mengakui adanya sejumlah kendala yang dihadapi tim penyidik dalam mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Inilah fakta fakta yang menjadi kendal tim penyidik sehingga lambat mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang berhasil DeskJabar himpunan.

1- DNA

Tim penyidik berhasil menemukan banyak DNA di lokasi kejadian atau TKP pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Termasuk DNA yang diduga milik pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang juga ada di TKP meskipun di hari yang berada.

Baca Juga: KASUS SUBANG 100 Persen Bakal Terungkap, Ahli Forensik Tanggapi Isu Banpol Hingga Pembunuh Psikopat

Hanya saja tidak ada pembanding data base DNA karena tidak ada bank DNA. Sehingga DNA yang ada tidak bisa diidentifikasi secara mudah.

"Jadi ketika punya data pembanding, data base DNA, maka dengan mudah kita mengidentifikasi siapa saja yang ada di situ," kata Benny Mamoto.

"Kita kaitkan dengan alibi, kita kaitkan hubungannya dengan korban, sehingga nanti bisa mengerucut kepada orang yang diduga sebagai pelaku. Ini pendekatan secara saintifik," kata Benny Mamoto lagi.

2- CCTV

CCTV yang ada di dekat lokasi TKP pembunuh ibu dan anak di Subang ternyata ada keterbatasan.

Di mana CCTV yang ada tidak mengarah langsung ke lokasi TKP, ketajaman kamera dan jarak CCTV menjadi kendala.

3- Saksi

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan pihak kepolisian sudah memeriksa 121 Saksi dan meneliti 216 alat bukti termasuk 10 Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus Subang.

"Sekitar 216 alat bukti yang kita periksa," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi, Kamis 7 April 2022.

Baca Juga: INFO PANAS Kasus Subang, Danu Sempat Salaman dengan Yoris, Heri Susanto Tidak Percaya Danu?

Hanya saja saksi yang diperiksa polisi tidak ada yang secara langsung melihat peristiwa pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Praktisi hukum yang juga Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Hukum Galunggung, Dr HN Suryana SH MH mengatakan dalam kacamata hukum yang disebut saksi itu seseorang yang melihat, mendengar dan menyaksikan peristiwa hukum.

"Sedangkan di kasus Subang tidak ada satu pun saksi yang melihat secara langsung peristiwa pembunuh ibu dan anak tersebut," kata HN Suryana beberapa waktu lalu.

4- Jenazah Dimandikan

Kondisi kedua Jenazah ibu dan anak di Subang Jawa Barat dalam kondisi sudah dimandikan ketika ditemukan di bagasi mobil Alphard.

Dengan kondisi sudah dimandikan polisi kesulitan dalam menemukan sidik jari para pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

HN Suryana menilai para pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang paham ilmu kriminologi sehingga tahu bagaimana cara menghilangkan alat bukti dengan cara memandikan jenazah korban pembunuhan.

Baca Juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Adalah Psikopat? Sumy Hastry Jelaskan, Luka Di Wajah Korban, Berarti Pelaku...

3-Lokasi TKP Tidak Steril

Lokasi pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat tidak benar benar steril dari masyarakat.

Meskipun sudah dipasang garis polisi, masih ada yang masuk ke lokasi TKP pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Pada tanggal 19 Agustus atau 1 jari setelah peristiwa pembunuhan ibu dan anak terjadi ada seorang Banpol yang mengajak Danu membersihkan bak mandi di lokasi TKP.

Bahkan ketika peristiwa pembunuhan terjadi, di hari pertama peristiwa pembunuhan, TKP banyak dikunjungi masyarakat yang melihat secara langsung evakuasi korban.

4-Tidak Ada Jejak

Para pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat tidak meninggalkan jejak di lokasi kejadian yang bisa dijadikan alat bukti oleh tim penyidik.

HN Suryana menyebutkan para pelaku dengan leluasa menghilangkan jejak baik berupa sidik jari atau pun alat bukti lainya di lokasi kejadian.

Sehingga polisi kesulitan dalam menemukan dua alat bukti yang bisa dengan mudah menjerat para pelaku untuk ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERKINI, PELAKU Manfaatkan Kelemahan Penyidik, Polda Jabar Segera Umumkan Tersangka

5- Hati Hati

Dijelaskan Benny Mamoto, Polisi sangat berhati-hati dalam menetapkan tersangka siapa pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Karena untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka perlu dua alat bukti yang kuat yang kemudian diuji dengan dilakukan gelar perkara di depan dia sidik.

HN Suryana menduga dua alat bukti yang dibutuhkan polisi dalam kasus Subang Jawa Barat belum ditemukan oleh tim penyidik sehingga pengungkapan kasus Subang lambat.

6 SOP

Anjas di Thailand menduga ada SOP yang dilanggar dalam pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Salah satunya dengan adanya sosok Banpol di kasus Subang yang mengajak Danu membersihkan bak mandi di TKP.

Anjas melihat ada kelemahan yang dilakukan penyidik dalam mengungkap kasus pembunuh Tuti Suhartini (ibu) dan Amel (anak) di Subang Jawa Barat.

Di mana ada SOP yang tidak dijalankan dan tidak begitu cakap dalam menyelesaikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat.

Jika memang ada SOP yang tidak dijalankan atau dan ada kesalahan dalam mengungkap kasus Subang, mestinya penyidik minta maaf.

"Bukan berarti merendahkan, tetapi menurut aku, kalau SOP salah ya seharusnya, berjiwa besar diakui memang salah," kata Anjas.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUNGKAP, Penyidik Temukan DNA Pelaku di TKP?, KOMPOLNAS Bisa Mengerucut ke PELAKU

7- Kantor Yayasan

Rumah yang menjadi lokasi TKP kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat merupakan kantor Yayasan Bina Prestasi Nasional milik korban.

Sehingga banyak yang keluar masuk rumah tersebut baik yang berhubungan dengan Yayasan dan juga dengan lembaga yang ada di bawah Yayasan.

Sehingga data DNA yang dikumpulkan tim penyidik juga banyak yang tidak hanya milik pelaku pembunuh ibu dan anak saja tetapi juga DNA tamu yang berkunjung ke rumah yang berkaitan dengan Yayasan.

8 Hape Amel

Hape milik Amel yang menjadi korban pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat dikabarkan hilang.

Hape milik Amel yang hilang tersebut antara lain Ipad, iPhone 11 dan hape Samsung M12.

Padahal kata Anjas, hape Amel merupakan barang penting bagi tim penyidik untuk mengungkapkan para pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang.

9- Otopsi

Tim penyidik dari kepolisian melakukan dua kali otopsi terhadap jenazah Tuti Suhartini dan Amel korban pembunuh di Subang Jawa Barat.

Autopsi pertama dilakukan pada 18 Agustus 2021 di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung setelah peristiwa pembunuhan terjadi.

Dan hasil dari otopsi pertama yang dijelaskan Kapolsek Jalan Cagak, Supratman menyebutkan kedua korban mengalami patah tulang tengkorak dan memar.

“Hasil otopsi sementara, kedua korban mengalami patah tulang tengkorak dan memar. Penyebabnya, adalah benturan benda tumpul,” ujarnya.

Sementara otopsi kedua dilakukan oleh dr Sumy Hastry terhadap jenazah Tuti Suhartini dan Amel pada 2 Oktober 2021, atau 15 hari setelah kejadian pembunuhan.

Hasil otopsi kedua ini tidak diumumkan kepada publik secara langsung, namun pada otopsi kedua ini dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amal.

Diduga Amel sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuh ibu dan anak sebelum akhirnya Amel meninggal dunia.

Itulah fakta fakta kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat yang membuat penyidik lambat mengungkap kasus tersebut.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler