Kasus Subang Terbaru, Bukti Kelihaian Pelaku, Danu Bisa Jadi Kambing Hitam, Hingga Kirim Surat ke Presiden

26 Januari 2022, 13:46 WIB
Kolase Danu dan Tempat Kejadian Perkara kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. /YouTube Misteri Mbak Suci dan foto Antara/

DESKJABAR - Kasus Subang sudah memasuki bulan kelima, namun kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menyebabkan korban meninggal yaitu Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel, sampai sekarang belum juga bisa terungkap siapa pelaku pembunuh Subang ini.

Saat ini kinerja Polda Jabar sedang dipertaruhkan di dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Sejauh ini Polda Jabar telah menyebar sketsa pelaku yang diduga sosok pembunuh.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Danu Bisa Bernapas Lega dan Tertawa Bahagia, Ini Alasannya

Sesuai janji yang pernah diucapkan sebelumnya, kuasa hukum Danu dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Achmad Taufan Soedirjo, akan mengirimkan surat analisa kepada Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana.

Menurut pengacara Danu, Achmad Taufan, surat kepada Presiden, Kapolri, dan Kapolda Jabar itu akan dikirimkan pada Rabu 26 Januari 2022. Surat berisi analisa kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Pengacara Danu di kasus Subang Ahmad Taufan, mengakui surat tersebut berisi analisa kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, dengan tujuan agar kasus yang telah memasuki bulan ke-6 tersebut segera terungkap.

Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan mengatakan dalam keterangan resmi melalui kanal Youtube Heri Susanto, yang tayang pada Selasa 25 Januari 2022 sore.

"Mulai hari ini, kami sudah menyelesaikan analisa secara tuntas dan begitu juga sudah kami siapkan suratnya yang akan dikirim kepada Presiden, Kapolri, dan Kapolda Jabar,” ucap Achmad Taufan.

Achmad Taufan mengatakan bahwa tujuan pihaknya mengirim surat kepada Presiden, Kapolri, dan Kapolda Jabar dengan tujuan dan harapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang segera terungkap.

Baca Juga: Kasus Subang Terbaru, SUPER HEBATNYA Pelaku Pembunuh Subang, Analisis Dr HN Suryana, dr Hastry dan Anjas

“Dan kami juga berikan dukungan dan apresiasi kepada bapak Jokowi, bapak Kapolri, dan bapak Kapolda Jabar yang sangat mengatensi kasus Subang ini deng an harapan segera terungkap dalam waktu segera,” ujarnya.

Achmad Taufan juga memberikan semangat bagi kepolisian untuk mengungkap kasus Subang tersebut dan yakin bahwa pihak kepolisian akan mampu mengungkap kejahatan.

YouTuber Anjas melalui kanal Youtubenya Anjas di Thailand mengatakan bahwa pengiriman surat analisa kepada Presiden, Kapolri, dan Kapolda Jabar menimbulkan pertanyaan.

Hal itu dikemukakan Anjas Asmara, dosen Chulalongkorn University Thailand dalam analisa di kanal youtube Anjas di Thailand yang berjudul JELANG PENETAPAN TSK, MINTA BANTUAN PRESIDEN JOKOWI ATAS KEJADIAN SUBANG !!

“Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa harus membuat rencana seperti itu? Kenapa harus diperbaiki kronologinya, kalau seandainya saksi tersebut tidak cocok atau apa karena yang dinyatakan tidak mau menandatangani BAP," kata Anjas.

Ahmad Taufan mendampingi Danu sebagai kuasa hukum, tidak dari awal, tapi setelah dua bulan kejadian. Anjas menduga, mungkin karena hal itulah yang mendorong Ahmad Taufan Cs membuat kronologis versi mereka.

"Kenapa Pak Taufan ini tidak percaya dengan BAP yang dibuat penyidik Polda Jabar mengenai kronologi? Ini malah bikin lagi kronologi versi mereka dan akan dikirim ke Jokowi," tanya Anjas.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Hubungan IWAN FALS dengan Sketsa Wajah Pelaku Pembunuh Subang, Keluarga Saksi Menunggu

Dalam analisasnya Anjas di Thailand, mencium ada aroma Danu akan dijadikan kambing hitam sehingga akan melaporkan ke orang nomor satu di Indonesia.

"Aku mencium di sini Pak Taufan punya firasat Danu akan dijadikan kambing hitam karena ada opini ke sana, dan memang saat ini banyak saksi yang mengatakan Danu akan jadi kambing hitam," ungkap Anjas menganalisa.

Analisis Akademisi dan dosen di Thailand, Anjas Asmara mengatakan Ada dugaan kuat pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang bisa memanfaatkan CCTV yang mati untuk menutupi jejaknya dan CCTV yang hidup untuk memperkuat alibinya.

Diungkapkan Anjas masalah ini pada segmen analisa di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "SIAPA YG SIAPKAN PELAKU PETA INFO LOKASI CCTV ??," yang diunggah Jumat, 10 Desember 2021.

Dugaan Anjas, para pelaku bagi-bagi tugas, termasuknya soal meloloskan diri dari CCTV. Dengan melihat gambaran ini, kejadian pembunuh ibu dan anak itu kecil kemungkinan ketidaksengajaan.

"Sepertinya, para pelaku mengetahui sekali, sehingga mereka bisa menghindari sejumlah CCTV yang hidup, dan mengetahui mana yang mati," ungkap Anjas.

Kelihaian pelaku pembunuh Subang diungkapkan oleh Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti.

Baca Juga: Kasus Subang Dekati Tenggat Waktu Awal 2022, Kinerja Polisi Dipertaruhkan, Heri Gunawan: Publik akan Menilai

Dalam acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang diselenggarakan Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI) dr Sumy Hastry

Tentang sosok pelaku yang berhati-hati, jenazah korban dimandikan, saksi yang berubah-ubah dan lain-lain.

dr Sumy Hastry mengatakan dalam perbincangannya di kanal Youtube milik Denny Darko yang tayang 23 November 2021.

Dokter Sumy Hastry mengungkapkan, bahkan di jenazah korban Tuti dan Amalia sudah tak ditemukan sidik jari.

Sidik jari di jenazah Tuti dan Amalia alias Amel sudah hilang karena lebih dulu dibersihkan oleh pelaku.

Kondisi jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu saat ditemukan di dalam bagasi mobil sudah bersih.

Menurut Hastry, sidik jari dalam tubuh bisa hilang jika dibersihkan dengan sabun.

Baca Juga: Kode Redeem FF Emote Jelang Imlek 2022 Hari Ini 26 Januari 2022, Garena Bagi-bagi Emote FF Gratis

Cara menghilangkan jejak sidik jari dalam tubuh dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang adalah orang yang memang ahli atau mengetahui forensik.

"Apa yang dilakukan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang dengan membersihkan (memandikan?), jenazah korban Tuti dan Amalia, kata dr. Sumy Hastry, sudah jelas maksudnya untuk menghilangkan jejak," ungkap dr Hastry.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler