DESKJABAR - Wakil Rektor I Universitas Widyatama (UTama) Dadang Suganda mengatakan, berkembangnya fakultas politik di kampus-kampus di Indonesia adalah seiring dengan pertumbuhan minat akan ilmu sosial politik.
Dadang Suganda yang merupakan Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran tersebut menambahkan, dibentuknya fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di UTama merupakan hal yang sangat strategis bagi kemajuan Indonesia dan negara lainnya.
Menurut Dadang, dalam pandangannya rumpun ilmu fisip akan terus berkembang dalam kondisi bermasyarakat dan bernegara khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Dadang Suganda, Wakil Rektor I Universitas Widyatama Jelaskan Soal Hubungan Kewirausahaan Politik
Berkaitan dengan tingginya animo dimasyarakat akan ilmu fisip yang sangat luar biasa belakangan ini, tentunya membuat senang kata Dadang. Itu luar biasa meski belum sebesar kita bayangkan.
“sudah 25 sekarang 65 ke atas artinya animo itu sangat signifikan. Kemudian tv dan film juga demikian, menang yang masih sedikit perpustakaan dan informasi,” ujar Dadang Suganda kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Saat ditanya wartawan tentang animo masyarakat kecil untuk perpustakaan di Widyatama, Dadang Suganda menyatakan mungkin disrupsi digitalnya harus ke sana jadi bukan hanya konten pengelolan perpustakaannya tapi branding juga harus diangkat, oleh karena itu ini momen dari pemerintah dan kita menyiasati dengan kurikulum yang sesuai dengan digital.
Dijelaskan Dadang Suganda, harusnya konten dan kompetensi, sudah giring ke disrupsi digital, tapi nama perpustakaan itu yang membuat orang tidak memiliki wawasannya baru.
Artinya, bagaimana perpustakaan lama dan baru, orang masih berfikir bahwa ilmu perpustakaan masih ada di buku di rak kemudian ruangan sepi orang kacamata tebal dan pekerjaan kurang gaul.
Sehingga sepertinya kurang ada link and match dengan kondisi sekarang oleh karena itu kita akan mengolah kompetensi nya itu sendiri kemudian nama dan prodi akan kita ubah ke digital.
Baca Juga: RTH Kota Bandung Sempat Digenjot Pengadaan Lahannya, WALHI Jabar: Sekarang Malah Memble
Baca Juga: Aa Umbara Dituntut 7 Tahun Penjara oleh Jaksa KPK, Ini Sanggahan Penasehat Hukum Rizky Rizgantara
Perdagangan Internasional masih baru mengapa berani membuka prodi ini?
Dadang Suganda menyatakan kebetulan ini ada surat terbaru dari Dikti bahwa hubungan internasional bisa.
Menurut Dadang Suganda, sebetulnya hubungan internasional bukan hanya diplomasi politik tapi diplomasi budaya ada diplomasi yang meningkat secara umumnya hubungan perdagangan internasional. Sebab adanya kewirausahaan bisnis, politik, dan sosial.
Menurut Dadang Suganda dalam konteks ini cocok sekali fisip buka itu, karena dalam hubungan internasional ada kewirausahaan politik.
Artinya aspek bisnis ada tapi kemasan yang sekiranya transaksional ada uang abang sayang di kemas dalam politik.
Ini menjawab kejenuhan hubungan internasional yang konvensional. Oleh karena itu peminat merasa kaget dan animonya signifikan barangkali masyarakat juga mengerti bahwa yang berkaitan kesejahteraan masyarakat ya perdagangan.***