Kawasan Puncak Bogor Banjir Bandang, BPBD Ungkap Penyebabnya

19 Januari 2021, 17:05 WIB
Hujan yang turun terus menerus mengakibatkan longsoran di Gunung Mas /TRC BPBD Kabupaten Bogor

DESKJABAR - Banjir bandang yang melanda Kawasan Puncak, tepatnya Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa, 19 Januari 2021, pukul 9.00 WIB, menyebabkan 900 warga mengungsi.

Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat. Sebagian lainnya menempati Wisma PTPN 8 Gunung Mas atau masjid.

BPBD Kabupaten Bogor menyebutkan, banjir bandang tersebut melanda Kampung Gunung Mas Blok C. Tepatnya di RT 01,02,03, RW 02 dan 03 Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Antisipasi Penjarahan di Masa Darurat Gempa Sulbar, Polisi Amankan Ritel dan SPBU

BPBD Kabupaten Bogor juga mengungkapkan penyebab banjir bandang tersebut di laman resminya, bpbd.bogorkab.go.id.

"Hujan yang turun terus menerus mengakibatkan longsoran di Gunung Mas. Material dari longsoran Gunung Mas tersebut terbawa oleh aliran Kali Cisampai sehingga terjadi banjir lumpur dan mengenai permukiman warga." Demikian penjelasan resmi BPBD Kabupaten Bogor.  

BNPB imbau warga selalu waspada dan siaga 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Raditya Jati menjelaskan, berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi di lokasi belum kondusif. Banjir susulan sempat terjadi pukul 12.05 WIB.

Baca Juga: Banjir Rendam Cirebon, 5.287 Hektare Sawah Terancam Puso

Raditya juga meneruskan laporan bahwa BPBD Kabupaten Bogor melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan lembaga juga instansi terkait untuk melakukan assesment, evakuasi, dan penanganan banjir bandang tersebut. BPBD Kabupaten Bogor masih mendata kerugian materil yang ditimbulkan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam tiga hari ke depan, wilayah Bogor dan sekitarnya, berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat.

"BNPB mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan berlangsung hingga Februari 2021," tutur Raditya.

Warga bisa memantau prakiraan cuaca dan iklim di wilayahnya melalui laman BMKG. Selain itu, warga juga bisa melihat potensi bencana di wilayahnya melalui Inarisk.

Baca Juga: Waspadai Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi Covid-19, PB IDI Minta Pemerintah Lakukan Antisipasi

Desk Jabar memberitakan sebelumnya, pada kawasan Puncak sekitar Perkebunan Gunung Mas, terdapat dua kawasan hutan yang berbeda pengelolaannya. Ada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan hutan konservasi dan ada kawasan Perum Perhutani yang merupakan hutan lindung.

Ada dugaan, kawasan hutan di TNGGP mengalami perambahan yang sulit dikendalikan. Kondisi demikian, diperparah dengan bermunculannya banyak vila yang kemudian mengganggu area tangkapan air di kawasan Puncak.

Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Ahmad Rusliadi yang dikonfirmasi Desk Jabar, menyebutkan, laporan sementara bahwa banjir tersebut bukan berasal dari Wilayah Perhutani.

"Jika dari arah Ciawi menuju ke Puncak, lokasi banjir ada di sebelah kanan. Kalau lokasi Perhutani ada di sebelah kiri," ujarnya.

Baca Juga: BLT Desa Rp300 Ribu Masih Buka Kesempatan, Simak Kriteria yang Harus Dipenuhi KPM

Baca Juga: Kawasan Puncak Bogor Banjir Bandang, Ratusan Warga Desa Tugu Selatan Mengungsi ke Masjid

Baca Juga: Info Vaksinasi Covid-19, yang tak Divaksin pun Dapat Manfaat; Simak Penjelasan Dokter Spesialis RSUI

 

Sekretaris Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Achmad Imron Rosyadi, menyebutkan, ada informasi bahwa Sungai Cisampay tersumbat kayu sehingga meluber ke Perkebunan Gunung Mas.

Menurut Imron Rostadi, kondisinya, mirip dengan kejadian banjir di Perkebunan Kertamanah, Kecamatan Pangalengan, tahun lalu. Dalam persoalan ini, yang lebih pas adalah mengembalikan fungsi hutan untuk konservasi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: BNPB BPBD Kabupaten Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler