Hasil penyelidikan menduga bahwa ketika copilot tertidur selama waktu istirahat yang telah ditentukan, pilot juga tertidur.
Saat itu Pengendali lalu lintas udara mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka kehilangan kontak dengan pesawat selama sekitar 10 menit. Di tengah kekhawatiran akan terjadinya insiden teror, mereka menyiapkan jet tempur untuk mencegat pesawat tersebut, namun pilot akhirnya merespons.
John Nance, analis penerbangan yang berkontribusi di ABC News, menyebut situasi ini "sangat berbahaya", terutama jika pilot tidak dapat memantau kondisi cuaca dan status bahan bakar pesawat. “Pesawat masih bisa terbang dengan autopilot, tapi ini tidak cerdas dan tidak aman,” ujarnya.
Seperti di kasus Batik Air, pengakuan pilot bahwa saat itu terjadi kerusakan radio komunikasi. Namun dari penyelidikan, tim penyelidik menduga kehilangan kontak selama 10 menit tersebut akibat kedua pilot tertidur.
Pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Roma, namun atas kejadian itu maskapai penerbangan ITA Airways memecat sang pilot. ***.