KREDIBILITAS Meta Dipertanyakan Terkait Dugaan Dehumanisasi yang Dilakukannya Terhadap Warga Palestina

- 8 November 2023, 09:31 WIB
Kredibiltas Platfom Meta dan WA dipertanyakan terkait dugaan dehumanisasi terhadap warga Palestina.
Kredibiltas Platfom Meta dan WA dipertanyakan terkait dugaan dehumanisasi terhadap warga Palestina. /randomlengthsnews.com/

 

DESKJABAR – Platfom Meta yang dulu dikenal dengan Facebook yang juga layanan WhatApps dipertanyakan kredibilitasnya oleh warga dunia. Hal ini terkait dugaan dehumanisasi yang dilakukan Meta kepada warga Palestina.

Hal ini terjadi ditengah konflik Palestina dengan Israel. Warga Palestina yang saat ini justru menjadi korban kebiadaban tentara zionis Israel, justru diberikan narasi yang buruk kepada warga Palestina yang tertindas.

Baca Juga: SAAT Bahas Kasus Subang 2021, Anjas Asmara Didatangi Sosok Bayangan, Apakah Sosok Amel atau Ibu Tuti?

Untuk itu, Koalisi Hak Digital Palestina mendesak Meta untuk mengakhiri dehumanisasi warga Palestina dan penindasan terhadap narasi online mereka.

Dalam keterangannya yang dikeluarkan Selasa 7 November 2023, Koalisi Hak Digital Palestina mengatakan, di tengah meningkatnya kekejaman yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap rakyat Palestina, yang ditandai dengan kekerasan tanpa henti dan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949, pihaknya terpaksa mengatasi masalah dehumanisasi rakyat Palestina, terutama pada saat krisis.

Awal bulan ini, laman pemberitaan Guardian melaporkan bahwa  WhatsApp (WA) menampilkan gambar senjata atau anak laki-laki yang sedang memegang senjata, saat penelusuran dengan menggunakan kata Palestina. Hal yang sama untuk penelusuran “Anak Muslim Palestina.”

Disebutkan bahwa tindakan Meta akan berdampak buruk pada hak-hak warga Palestina pengguna kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, partisipasi politik, dan non-diskriminasi.

“Oleh karena itu pada kemampuan warga Palestina untuk berbagi informasi dan wawasan tentang pengalaman mereka saat hal tersebut terjadi,” tutur pernyataan tersebut.

Koalisi Hak Digital Palestina mengatakan bahwa konten Palestina masih dimoderasi secara berlebihan dan tidak proporsional di platform Meta.

Baca Juga: BARU Prakualifikasi, Penantian Tol Getaci Kian Panjang, Pembangunan Gedebage – Ciamis Dimulai Kuartal III 2024

"Orang-orang Palestina tanpa henti menjadi sasaran ujaran rasis dan menghasut serta hasutan untuk melakukan kekerasan yang pasti menyebabkan kerugian di dunia nyata.”

"Kami frustrasi menyaksikan tantangan terus-menerus yang dihadapi warga Palestina di platform Meta."

Perlu Tindakan Tegas

Sejak lama warga Palestina menjadi korban ketidakadilan yang dilakukan perusahaan raksasa digital yang dikuasai barat. Mereka tidak menghormati hak-hak digital warga Palestina di saat krisis yang tengah dihadapI warga Palestina akibat kebiadaban tentara zionis Israel.

International Media Support melaporkan, organisasi masyarakat sipil menyerukan agar perusahaan teknologi digital menghormati hak-hak digital Palestina di saat krisis yang sedang terjadi.

“Kami, kumpulan organisasi hak asasi manusia dan masyarakat sipil, mendesak perusahaan teknologi untuk segera mengambil tindakan tegas guna melindungi penggunanya dari bahaya mengingat meningkatnya kejadian di wilayah tersebut,” ujar pernyataan yang dikeluarkan organisasi Masyarakat Sipil.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Rabu 8 November 2023, Berikut Daftar Rinciannya

Mereka mengatakan bahwa peristiwa-peristiwa ini pasti telah menyebabkan meningkatnya diskriminasi terhadap konten Palestina dan peningkatan rasisme anti-Palestina di berbagai platform online, dan menunjukkan hubungan penting antara dunia digital dan kenyataan di lapangan.

Disebutkan bahwa konten kekerasan ini termasuk hasutan, ujaran kebencian, dan rasisme terhadap warga Palestina. Di sisi lain, berbagai platform media sosial dibanjiri dengan disinformasi dan misinformasi, yang berkontribusi terhadap pelabelan, dehumanisasi, dan stereotip terhadap warga Palestina.

Ironisnya, beberapa halaman resmi Israel memuji kekerasan dan membenarkan serangan terhadap warga sipil Palestina yang dilakukan tantara Israel. Hal itu terlihat dengan  19.000 tweet berisi kekerasan dari 23.000 tweet berbahasa Ibrani di platform X.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Middle East Eye international media support


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah