Sanksi Serupa kepada Rusia Pernah Dilakukan Barack Obama, Tetapi Tidak Dibawah Pimpinan Donald Trump

- 16 April 2021, 06:29 WIB
Donald Trump, Barack Obama, dan Joe Biden
Donald Trump, Barack Obama, dan Joe Biden /Wahington Post/

DESKJABAR – Tindakan pengusiran diplomat Rusia oleh Amerika Serikat atas tuduhan serangan dunia maya bukanlah yang pertama, sebelumnya sanksi serupa kepada Rusia juga pernah dilakukan pemerintahan Barack Obama.

Namun sanksi serupa ini tidak terjadi pada masa pemerintahan AS di bawah Donald Trump. Justru Trump melakukan pengusiran diplomat Rusia sebagai respon atas kasus yang terjadi di Inggris.

Pada Desember 2016, pemerintahan Obama mengumumkan pengusiran 35 orang Rusia. Tindakan tersebut sebagai pembalasan atas upaya Rusia untuk mengganggu pemilihan presiden AS.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Membawa Berkah, Perajin Kolang Kaling di Cianjur Kebanjiran Pesanan Hingga 1 Ton Per Pekan

Badan intelijen AS percaya bahwa Rusia memerintahkan serangan dunia maya terhadap Komite Nasional Demokrat (DNC), kampanye Hillary Clinton, dan organisasi politik lainnya, dalam upaya untuk mempengaruhi pemilihan untuk mendukung kandidat dari Partai Republik, Donald Trump.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dua minggu setelah presiden mengatakan dia akan menanggapi serangan dunia maya oleh Moskow pada waktu dan tempat yang kami pilih, Obama mengatakan, orang Amerika harus waspada dengan tindakan Rusia dan berjanji untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

"Saya telah mengeluarkan perintah eksekutif yang memberikan kewenangan tambahan untuk menanggapi aktivitas dunia maya tertentu yang berupaya mengganggu atau merusak proses dan lembaga pemilu kami, atau sekutu atau mitra kami," kata Obama ketika itu.

Baca Juga: Bisnis Boba Tea di Amerika Terancam Tutup, Akibat Pasokan Butiran Tapioka Dari Asia Terhambat Karena Cuaca

Sayangnya, kebijakan tegas serupa tidak diperlihatkan pada masa pemerintahan Donald Trump. Dia hanya menerapkan tindakan sanksi tegas dengan prioritas Iran, Korea Utara, dan Venezuela.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Washington Post New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah