Perang Rusia Ukraina, Keluarga yang Masih Ada di Penampungan Menolak Evakuasi dari Front Ukraina

16 Mei 2022, 18:58 WIB
Ilustrasi keluarga yang terguncang menolak evakuasi dari front Ukraina. /Pixabay/kalhh/


DESKJABAR
– Perang Rusia Ukraina hingga kini belum ada tanda-tanda mereda, sehingga suasana dan kondisi di sana masih belum menentu.

Warga sipil pada perang Rusia Ukraina masih saja ada berada di tempat penampungan.

Padahal tentara Ukraina sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengevakuasi mereka ke tempat-tempat aman.

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, polisi 'raksasa' dengan seragam militer dan helm tempur, nampaknya kehilangan kesabaran dan geram terhadap seorang wanita mungil yang menatapnya.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Pelaku Pembunuh TUTI dan AMEL Makin TERPOJOK, Tim Khusus Polisi Segera MERINGKUSNYA

Wanita itu dengan tegas menolak untuk mengungsi dari front penampungan Ukraina.

Padahal saat itu peluru masih 'bersiul' dan baru saja kembali menghantam gedung-gedung di seluruh kota industri Lysychansk, yang hancur akibat perang.

Angelina Abakumova, nama wanita itu, berdiri sedikit lebih dekat dengan kedua anaknya di luar tempat penampungan.

Ia telah menghabiskan waktu sebulan terakhir tinggal di bunker gelap gulita dan tidak beranjak sama sekali.

Baca Juga: Hasil Akhir Malaysia vs Kamboja Imbang, Lawan Indonesia di Semifinal Ditentukan Pertandingan Thailand vs Laos

Polisi Viktor Levchenko menunjuk ke langit, dengan putus asa mencoba membujuk ibu itu masuk ke dalam truk lapis baja, yang menunggu untuk melesat melewati posisi artileri Rusia ke sudut, yang sedikit lebih aman di Ukraina.

"Serius, katakan padaku - apa yang masih kamu lakukan di sini bersama anak-anak," kata atlet profesional yang berubah menjadi kepala polisi lalu lintas regional itu, bersuara setengah berteriak.

"Apakah kamu mengerti bahwa ini adalah zona perang?" kata polisi lagi. Ibu berusia 30 tahun itu hanya mengangguk dalam diam dan berdiri tegak.

Mr Levchenko menatap ibu itu dengan tajam dan mengatakan kepadanya bahwa dia dan anak-anaknya berada dalam zona berbahaya.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

"Kami akan kembali besok dan saya berharap melihat Anda di sini siap dengan barang-barang Anda. Anak-anak ini harus dievakuasi ke tempat yang aman," katanya dengan gusar.

Beberapa warga sipil di front Ukraina timur membuat keputusan sulit untuk menunggu perang di bawah tembakan Rusia yang tak henti-hentinya.

Berbagai alasan mereka sering kali bercampur aduk, dengan alasan tidak punya uang yang cukup untuk memulai hidup baru dan ketakutan akan kehilangan rumah mereka secara permanen.

"Saya pikir orang-orang tidak sepenuhnya memahami situasinya," katanya beberapa saat setelah pertemuannya dengan ibu muda itu.

Baca Juga: TEMUAN BARU KASUS SUBANG, DNA di TKP Sangat Mirip Saksi Ini? Anjas: Bisa Jadi Bukti Primer

"Kami harus menghindari penembakan dan melewati kondisi yang sangat sulit untuk menjangkau orang-orang ini dan memberi mereka makan dan mencoba mengevakuasi mereka," kata polisi itu lagi.

"Orang-orang yang duduk di sini hanya berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja," katanya, sambil menyebutkan masih ada lusinan orang bersembunyi di koridor bawah tanah, dan ruang bawah tanah di bangunan kota itu.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler