Musim Hujan Tiba, Wapadai Banjir dan Ancaman 2 Penyakit Ini, Kalbe Gelar Edukasi Kesehatan

- 25 Oktober 2022, 06:18 WIB
Konferensi pers bertajuk Kita Siap BERSAMA diselenggarakan Kalbe Farma bersama Ikatan Dokter Indonesia  dan Pekerja Sosial Masyarakat di Bandung, Senin, 24 Oktober 2022.
Konferensi pers bertajuk Kita Siap BERSAMA diselenggarakan Kalbe Farma bersama Ikatan Dokter Indonesia dan Pekerja Sosial Masyarakat di Bandung, Senin, 24 Oktober 2022. /Samuel Lantu/

 

DESKJABAR - Pada bulan Oktober-November, sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi.

Musim hujan di tanah air akan mencapai puncaknya pada Desember dan diperkirakan terjadi sampai bulan Januari 2023.

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, M.Si, mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers bertajuk Kita Siap BERSAMA yang diselenggarakan Kalbe Farma bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Bandung, Senin, 24 Oktober 2022.

Baca Juga: Daftar Lengkap 23 Obat Sirup yang Aman, BPOM Selesai Uji Total 102 Obat, Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut

Miming mengatakan, hingga Desember 2022, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera Selatan dan Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Barat, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Selanjutnya pada periode Januari-Februari 2023, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.

Potensi curah hujan yang tinggi itu dapat menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir.

"BMKG mengimbau masyarakat dalam menghadapi puncak musim hujan adalah memperhatikan lingkungan sekitar. Misalnya, langkah sederhana membersihkan selokan, hindari wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem, jaga kondisi tubuh tetap sehat, dsb," kata Miming.

Penyakit diare dan infeksi kulit

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Ulul Albab, Sp.OG, menjelaskan, bencana banjir dapat berdampak kesehatan bagi warga, di antaranya penyakit diare dan infeksi kulit.

Baca Juga: 5 Gejala Buah Hati Mungkin Idap Gangguan Ginjal Akut Misterius, Orang Tua Wajib Waspada, Tren Usia 1-5 Tahun

"Diare dan infeksi kulit merupakan dua penyakit yang sering kali menjadi ancaman saat terjadi bencana banjir. Pentingnya menjaga kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya berbagai penyakit saat banjir," tutur Ulul Albab.

Ulul Albab menjelaskan, antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat, yaitu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan sebagai langkah pertolongan pertama.

Selama musim hujan, masyarakat dapat lebih siap menjalani aktivitas dengan menggunakan pakaian hangat, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga teratur, serta menyiapkan payung atau jas hujan saat bepergian.

"Apabila mengalami gejala penyakit penyerta di musim hujan, segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat," ujarnya.

Ulul Albab menyatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Salah satu upaya pencegahan penyakit pasca banjir adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca Juga: 3 Kelebihan Alat Masak Terbuat dari Baja dan Besi, Bagus Sebagai Pengganti Teflon

Terkait gangguan penyakit di tengah musim hujan, General Manager Commercial Kalbe Consumer Health, Kustanto Pramono menjelaskan bahwa PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Consumer Health mengadakan edukasi kesehatan.

"Kalbe Farma konsisten berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Selama 2021, Kalbe Consumer Health telah berdonasi untuk korban bencana banjir di Tasikmalaya, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, banjir bandang di Sumedang, dan lain-lain," tutur Kustanto.

Ia menyadari saat terjadi banjir, dampaknya tidak sedikit, yakni dampak kesehatan, sosial, hingga lingkungan.

Oleh karena itu, selain melakukan edukasi kesehatan, Kalbe juga memberikan donasi kebutuhan pokok, pemeriksaan kesehatan, dan bantuan obat-obatan untuk 10.000 kepala keluarga pengungsi korban banjir di berbagai titik bencana di Indonesia. Total donasi mencapai lebih dari Rp1 miliar. 

Kalbe bersama IDI juga memberikan donasi berupa pembangunan MCK umum di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kegiatan yang diresmikan oleh Ketua IDI, dr. Adib Khumaidi, Sp.OT pada Minggu 23 Oktober 2022, juga dihadiri istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya, dan Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan.

Baca Juga: PERLU TAHU, Bahaya Penggunaan Wajan AntiLengket Bagi Manusia dan Lingkungan Sekitar

Rangkaian CSR Kalbe berupa edukasi dan bantuan kepada korban banjir ini dikemas dengan campaign 'Kita Siap BERSAMA', yang berarti Siap BERsihkan tubuh, Sedia obat-obatan, Air bersih, dan MAkanan.

"Ini merupakan rangkaian kegiatan komprehensif fase 1 prabencana, fase 2 selama terjadi bencana, hingga fase 3 pascabencana," ucap Kustanto.

Pada fase 1 prabencana, Kalbe Consumer Health bersama IDI dan BMKG melakukan edukasi. Di antaranya, mengenai potensi ancaman bencana banjir, potensi ancaman kesehatan jika terjadi banjir, dan tips agar tetap menjaga kesehatan saat banjir.

Fase 2 dilakukan jika terjadi bencana dengan skala yang cukup serius atau pengungsi lebih dari 100 kepala keluarga. Pada fase ini, Kalbe Consumer Health bersama PSM memberikan bahan pokok dan air bersih, pemeriksaan kesehatan gratis, dan bantuan obat-obatan kepada korban.

Pada fase 3 pascabencana, Kalbe membantu pemulihan aktivitas masyarakat dengan mengerakkan kegiatan membersihkan fasilitas umum saat banjir mereda.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Konferensi Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah