Berbekal pengalaman dua kali ke puncak Manglayang melalui jalur Prisma, penulis tetap melakukan pendakian ke tebing dulu.
Perjalanan diawali saat penunjuk waktu berada di angka 07.57 WIB. Pendakian pun mulai dengan mengambil jalur kanan sebelah area camp Papanggungan.
Selang beberapa menit perjalanan, penulis menemukan dua makam berdampingan dengan penanda nisan menggunakan batu yang ditumpuk.
Jalanan melipir ke arah kanan yang semakin lama semakin terdengar jelas suara aliran sungai. Pertanda bahwa perjalanan sudah salah jalur.
Pendakian kembali diurut ke arah kiri menuju jalur kedua. Dari basecamp terdapat dua jalur yang tidak menggunakan petunjuk arah menuju puncak.
Trek menuju puncak sudah mulai terasa menanjak dengan perkebunan penduduk dan ladang kopi yang menyambut perjalanan.
Jalur semakin lama semakin tidak jelas, hingga akhirnya tiba di sebuah gubuk kecil untuk beristirahat petani yang berada di tengah ladang kopi.
Melewati gubug tersebut, penulis harus tiarap dan merangkak di antara ladang kopi penduduk. Akhirnya diputuskan untuk kembali ke bawah. Sudah sekitar 30 menit waktu terbuang gara-gara salah jalan ini.