"Misalnya, semula batuk sedikit, lalu jadi batuk berdahak kuning, dan lainnya," ujar Tjandra yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 itu.
Baca Juga: Perwal Bandung Tentang PPKM Darurat Covid-19 Terbit, Ini Aturan yang Perlu Diketahui Masyarakat
Pasien bisa membuat catatan gejala, seperti yang pernah direkomendasikan dokter sekaligus penyintas Covid-19 Twindy Rarasati untuk melihat ada tidaknya perburukan gejala.
Gunakan alat seperti termometer, oximeter untuk mengetahui situasi oksigen di tubuh, tensimeter untuk mengukur tekanan darah. Tjandra menyarankan pemantauan dilakukan dua atau tiga kali sehari.
Pasien sebaiknya berkomunikasi dengan petugas kesehatan untuk keperluan konsultasi penyakitnya. Yang ideal tentu dengan dokter yang biasa merawat atau dengan klinik atau puskesmas terdekat, atau setidaknya dengan kenalan atau kerabat yang kebetulan berprofesi kesehatan.
"Tentu sejak awal puskesmas setempat perlu dilapori bahwa (pasien) akan melakukan isoman," ucap Tjandra.
Pasien juga tetap melakukan pola hidup sehat termasuk berolahraga, menjaga kebersihan, dan mengelola kemungkinan stres dengan baik.
Baca Juga: Saat Tabung Oksigen Langka, Ini Cara Latihan Pernapasan yang Mudah untuk Penderita Covid-19
Aspek ketiga yang perlu diperhatikan, yakni pencegahan penularan dengan orang lain di dalam rumah.
Pada kasus Covid-19 yang hanya dialami satu ada sebagian anggota keluarga, perlu ada pemisahan kamar tidur antara pasien dan anggota keluarga yang bukan pasien Covid-19, alat makan, alat mandi, dan alat pribadi lain.