Anda Terlalu Banyak Rebahan (Sedentary), Inilah Bahayanya Bagi Tubuh

- 21 Desember 2020, 19:22 WIB
Ilustrasi rebahan.
Ilustrasi rebahan. /Pixabay/


DESKJABAR
- Berkurangnya aktivitas di luar rumah bisa jadi berdampak pada kesehatan, apalagi jika tubuh terlalu lama kurang aktivitas fisik.

Perilaku kurang gerak atau sedentary, sudah ada jauh sebelum pandemi virus corona (Covid-19) melanda dunia, jumlahnya diperkirakan semakin meningkat karena situasi karantina wilayah di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Kalau dilakukan dalam waktu yang lama, waktu yang panjang, bisa menjadi gaya hidup," kata dokter spesialis kedokteran olahraga, Sophia Hage, dalam acara bincang-bincang virtual bersama Xiaomi, Senin, 21 Desember 2020.

Baca Juga: Robert Rene Albert Menyarankan Agar Pelaksanaan Kompetisi Liga 1 Segera Dipastikan

Perilaku kurang gerak atau sedentary merupakan segala kegiatan di luar waktu tidur, yang hanya memerlukan sedikit energi, misalnya duduk dan menonton televisi.

Aktivitas yang tergolong sedentary bahkan menghabiskan energi lebih sedikit dibandingkan aktivitas ringan, seperti berdiri dan jalan kaki.

Perilaku kurang gerak ini akan menjadi kebiasaan, atau gaya hidup, setelah dilakukan selama enam jam atau lebih dalam durasi yang lama.

Baca Juga: Walau Lolos Tes Usap, Suhu di atas 37,3 Derajat Celcius Tetap Dilarang Naik Kereta Api

Pun sedentary lifestyle, juga bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang-orang yang rutin olahraga setiap hari, jika kegiatannya banyak dihabiskan duduk di depan komputer, misalnya.

Sophia mengutip data dari survei IFLS dan jurnal ilmiah The Lancet Global Health, populasi di Indonesia yang tergolong kurang aktivitas fisik pada 2007 berjumlah 19,9 persen, naik menjadi 30 persen pada 2016.

Dia juga mengutip Riset Kesehatan Dasar, bahwa pada 2018 terdapat 33,5 persen populasi yang kurang aktivitas fisik.

Baca Juga: Tes Cepat Antigen, Mulai Besok, Wajib bagi Pengguna Layanan Kereta Api Jarak Jauh

Sementara populasi global, terdapat 27,5 persen yang kekurangan aktivitas fisik pada 2018. Dari populasi tersebut, perempuan lebih banyak kurang gerak (28,6 persen) dibandingkan laki-laki (23,4 persen).

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah