WASPADA Menu Khas Lebaran, Jangan Panaskan Sayur Bersantan Berulang-ulang, Berpotensi Serangan Jantung

9 April 2024, 11:00 WIB
Waspada, menu khas lebaran bersantan jangan dipanaskan berulang-ulang karena berisiko penyakit serangan jantung. /FINNA/

DESKJABAR- Bagi masyarakat di Indonesia, menus khas lebaran yang bersantan menjadi menu yang wajib selalu ada untuk menemani makan dengan ketupat. Makan Ketupat tanpa opor ayam atau rendang, sayur cabe hijau, seperti ada yang kurang.

Tanpa kita sadari, untuk menjaga agar sayur bersantan tidak cepat basi seringkali kita memanaskan berulang-ulang. Padahal, seorang dokter spesialis Ilmu Gizi Klinik mewanti-wanti bahwa menu bersantan yang dipanaskan berulang-ulang berpotensi serangan jantung.

Baca Juga: MUDIK Lebaran 2024 Via Garut, Waspada Titik Rawan Kecelakaan dan Kemacetan, Ini Imbauan Polres Garut

Hal itu dikemukakan dokter Spesialis Ilmu Gizi Klinik, dr. Fitri Tyas Windrarti, Sp.GK dalam webinar yang berlangsung di Jakarta,beberapa waktu lalu.

Mengutip dari kantor berita Antara,dr.Fitri mengemukakan bahwa makanan yang bersantan sebaiknya tidak dipanaskan secara berulang karena kandungan gizinya bisa berubah dan dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi.

"Kalau makanan bersantan dipanaskan berulang kali, maka lemak di dalamnya akan jadi trans-fat (lemak trans), yang tidak baik untuk kesehatan kita," kata dr. Fitri.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, lemak trans atau asam lemak trans adalah asam lemak tak jenuh yang dapat menyumbat arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian.

Ditambahkan bahwa makanan bersantan seperti opor, rendang dan gulai daging yang dipanaskan secara berulang kadar lemak jahatnya akan meningkat sehingga dapat menimbulkan risiko serangan penyakit jika dikonsumsi.

Menurut dia, pemanasan makanan secara berulang juga membuat tekstur makanan rusak dan berpotensi menjadi sarang bakteri yang bisa menyebabkan diare.

Fitri menyarankan para ibu selama Lebaran memasak makanan sesuai kebutuhan keluarga sehingga bisa sekali habis.

"Memang lebih repot, tapi lebih baik kalau mau jaga kesehatan kita masak dalam porsi sekali habis saja, karena makanan bersantan tidak disarankan dipanaskan berulang. Jadi kita harus kira-kira satu kali makan berapa porsi, sehingga besok masak yang baru," katanya.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Hari Ini Mystery Shop FF Dibuka, Ada Bundle Sultan dan Permaisuri, Potongan Hingga 90 Persen

Lulusan Universitas Hassanudin yang kini bekerja di Rumah Sakit Permata Bekasi itu menekankan pentingnya menyiapkan makanan sehat dengan gizi seimbang bagi keluarga pada perayaan Idul Fitri.

278 Kematian

Sementara itu mengutip laman resmi WHO yakni who.int disebutkan bahwa lemak trans, atau asam lemak trans (TFA), adalah asam lemak tak jenuh yang berasal dari sumber industri atau alami.

Menurut laporan WHO, ada lebih dari 278.000 kematian setiap tahun secara global disebabkan oleh asupan lemak trans yang diproduksi secara industri. Lemak trans bisa menyumbat arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian.

Lemak trans yang diproduksi secara industri dapat ditemukan dalam margarin, mentega nabati, ghee Vanaspati, makanan yang digoreng, dan makanan yang dipanggang seperti kerupuk, biskuit, dan pai. Makanan jalanan dan restoran yang dipanggang dan digoreng sering kali mengandung lemak trans yang diproduksi secara industri.

Lemak trans juga dapat ditemukan secara alami pada daging dan makanan olahan susu dari hewan ruminansia (misalnya sapi, domba, kambing). Baik lemak trans yang diproduksi secara industri maupun alami sama-sama berbahaya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara who.int

Tags

Terkini

Terpopuler