DESKJABAR - Menggulirkan sejumlah video di media sosial TikTok memang terkadang mengasyikkan. Namun jika kecanduan, sang pengguna malah bisa kena mental, gangguan psikologis lho.
Sebuah studi yang dikutip Psypost dari jurnal Addictive Behaviors menunjukkan beberapa orang terkena gangguan psikologis akibat kecanduan TikTok.
Kecanduan TikTok berpotensi berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari seseorang.
Dikutip DeskJabar dari deseret.com Mei 2022, Troy Smith, penulis studi tersebut,mengklasifikasikan beberapa tanda kecanduan platform media sosial, termasuk TikTok.
Tanda-tanda dari kecanduam TikTok antara lain pengguna akan merasakan gangguan di bawah jika mereka tidak bisa mengakses media sosial tersebut.
- Gugup
- Mudah tersinggung
- Cemas
- Perasaan sedih yang kuat
Baca Juga: MENGEJUTKAN, Otak Lemot, Mudah Lupa Gegara Remaja Kecanduan TikTok, Hasil Penelitian di China
Siapa yang rentan kecanduan TikTok
Orang-orang dengan tingkat kecemasan tinggi dan kurang interaksi sosial cenderung mengalihkan perhatian ke aplikasi berbagi video. Pada akhirnya ini memperkuat kecanduan mereka terhadap aplikasi. Ini diungkapkan oleh Telematics and Informatics.
Para peneliti di Universitas Zhejiang mengumumkan sebuah studi yang mengaitkan kecemasan dan pengendalian diri rendah dengan peningkatan penggunaan media sosial.
"Kami berspekulasi bahwa individu dengan kemampuan pengendalian diri yang lebih rendah memiliki lebih banyak kesulitan mengalihkan perhatian dari stimulasi video favorit," kata penulis penelitian.
Studi ini juga mengungkapkan orang dengan kontrol diri rendak rentan terhadap kecemasan dan pikiran tidak menyenangkan.
Pada akhirnya kondisi tersebut mendorong mereka untuk mencari rangsangan eksternal dari aplikasi TikTok, sehingga perasannya agak lega.
Kesepian juga dikaitkan dengan penggunaan TikTok secara berlebihan.
Sebuah penelitian yang dilakukan University of Trinidad and Tobago membuktikan, mereka yang skor kesepian dan kecemasan sosial lebih tinggi, mendapat skor tinggi pula dalam kecanduan TikTok.
Selain itu anak-anak juga lebih rentan terhadap penggunan media sosial yang berlebihan ketimbang orang dewasa. Ini tertulis dalam The Wallstreet Journal. ***